PADEPOKAN KIRIK Nguyuh Majalengka Ajak Siswa Cintai Alam

30 Juni 2024, 18:35 WIB
Sejumlah murid SD tengah menyemai biji pepaya dimedia polybag di Padepokan Kirik Nguyuh di Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka padepokan ajak murid SD untuk sekolah alam /Foto/Tati/KC/

KABARCIREBON- Padepokan KIRIK Nguyuh di Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka ajak murid SD untuk sekolah alam, mencintai alam, pertanian, berinovasi dan berkrasi, dengan harapan mereka kelak dapat mendorong kemajuan sektor pertanian.

Ketua Padepokan Kirik Nguyuh Baron Famousa mengajak murid – murid Sekolah Dasar melakukan persemaian biji pepaya dan menanamnya di lahan seluas lebih dari dua hektare, bagaimana memeliharannya dan mamantau pertumbuhan pohonnya, bagaimana cara memanennya hingga mengolah buah dan biji hingga memiliki manafat dan memiliki nilai jual.

“Murid - murid Sekolah Dasar yang merupakan generasi Alpha perlu dikenalkan pada sektor pertanian, generasi yang lahir di era industri 4.0 ini sangat dekat dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Kelak diharapkan mereka dapat mendorong perubahan untuk kemajuan sektor pertanian," ungkap Baron.

Baca Juga: Wisata Kuliner, Tempat Makan Enak Buat Nongkrong di Sekitar Talun Sumber Kabupaten Cirebon

Menurutnya, selain perlu memahami produksi pertanian, murid SD juga harus tahu proses yang dilakukan para petani, dari mulai mempersiapkan lahan, menyiapkan benih dan bibit tanaman, menanam, merawat, hingga panen.

Dia memandang perlunya menjaga dan melestarikan lahan pertanian di tengah pesatnya industrialisasi dan pertambahan jumlah penduduk, jangan sampai lahan pertanian dialihfungsikan menjadi pabrik dan perumahan.

“Kalau itu dibiarkan, lahan pertanian akan semakin sempit, dan upaya memenuhi kebutuhan pangan akan mengalami kesulitan," katanya.

Baca Juga: Wong Cerbon Kudu Weru, Ini Lima Kedai Bakso Terfavorit di Cirebon yang Maknyus!

Di padepokannya, Baron mengenalkan proses pembuatan sabun nabati terbuat dari pepaya yang dinilai lebih sehat. Sabun pepaya buatannya diberi nama pepaya soap.

Di padepokannya murid- murid SD diajari bagaimana membuat sabun nabati dari pepaya setelah murid diajarkan menyemai biji pepaya di polybag, bagaimana proses permentasi hingga campuran agar bisa menjadi sabun.

Selain pepaya yang dibuat sabun mandi, biji pepaya juga dibuat sampo.

Baca Juga: Yuh Ah ke Sini, Satu-satunya Wisata Alam dari Bandung Menghadirkan Pemandangan-Penginapan di Atas Ketinggian

“Pepaya yang kami tanam di sini adalah hasil tanaman organik, tanpa pupuk kimia sepenuhnya mengandalkan pupuk organi karena di sini terdapat peternakan juga, kororannya kami gunakan untuk pupuk,” katanya.

Jadi menurut Baron padepokannya memberikan edukasi, ekstrasi benih, menanam benih dan hasil panen atau buah pepaya bisa diolah menjadi produk olahan sabun.

“Kalau produk makanan sudah biasa, dan baisanya olahan makanan tidak tahan lama, kalau sabun lebih taha lama. Bisa diturunkan jadi produk ekonomi kreatif.” tutur Baron.(Tati/KC).***

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler