APERSI-BNI Cirebon Teken MoU KPR, Kini Tak Perlu Mohon Pendanaan ke BTN

- 2 Februari 2022, 18:48 WIB

CIREBON, (KC Online).-

Dalam dua tahun terakhir, bisnis sektor properti tidak semoncer tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan pandemi Covid-19 merusak sendi-sendi sektor bisnis, sebagian besar masyarakat pun lebih mengutamakan kebutuhan primer lainnya di luar kebutuhan rumah.

Ketua Umum Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Wilayah Cirebon, H.Kosasih mengatakan, masa pandemi telah membelenggu ruang gerak pengembang perumahan di Wilayah Cirebon.

"Kami memiliki 90 anggota. Namun, dalam dua tahun terakhir ini dengan adanya pandemi aktivitas dari anggota kami justru banyak berkurang. Pandemi terus terang merusak sendi-sendi bidang usaha properti," ungkap Kosasih pada penandatanganan nota kesepahaman bersama penyaluran subsidi, BNI Cirebon - APERSI Wilayah Cirebon, Senin (31/1/2022).

Sejauh ini, lanjut Kosasih, dari sebagian besar anggota APERSI dalam menggerakkan bisnis perumahan bermitra dengan perbankan. Terutama dengan BTN Cirebon.

"Sekedar diketahui, jika bank satu ini yang paling utama dalam membiayai perumahan. Namun, karena zaman sudah berubah, dalam hal pembiayaannya selalu overload. Bank satu ini pun pada akhirnya tidak mampu menangani, sehingga banyak dari anggota kami terabaikan dikarenakan sulitnya untuk mengakses pendanaan dari BTN ini," curhat Kosasih.

Karena itu, Kosasih menyambut baik dengan telah adanya kerjasama yang dibangun pihaknya bersama BNI. Sehingga para anggotanya tidak perlu lagi memohon pendanaan dari Bank BTN Cirebon.

"Kami sangat tersanjung. Mestiya kita yang datang ke BNI. Tapi, ini Alhamdulillah dari pihak BNI yang melakukan jamput bola ke kami untuk bisa menjalin kemitraan," kata Kosasih.

Kosasih menyatakan, perbankan tidak akan merugi jika harus membiayai perumahaan yang dibangun pengembang. Alasannya, karena dari hasil pembangunannya itu dibeli konsumen.

"Sekarang kalau pengembang ingin membangun perumahaan sebagain besar dananya itu kan pinjemnya dari pihak perbankan dan di sana ada bunga. Begitu juga bila dari hasil pembangunannya sudah pasti ada konsumennya yang bisa dibiayai bank. Tapi, kalau kita ada konsumen yang masuk, selain ingin mengajukan kredit khusus ke Bank BTN terkadang pengembang lebih banyak dipersulit bank tersebut," ucap Kosasih.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Apersi Wilayah Cirebon, Cokro mengemukakan, sampai dengan tahun 2021 pengembang yang terhimpun dalam wadah APERSI telah menyerap lebih dari 60 persen kuota KPR FLPP.

"Makanya kita ini oleh bank-bank penyedia KPR FLPP itu sudah kelihatan sangat seksi. Dengan semakin banyaknya perbankan yang merapat ke kita, diharapkan Apersi ini juga tidak lagi dijadikan sebagai objek semata sebagaimana yang dilakukan BTN kepada Apersi," tambah Cokro.(Epih)

Editor: Fani Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah