DPRD Kabupaten Cirebon Dorong Eksekutif Perhatikan Atlet Berpretasi

- 1 Februari 2023, 12:47 WIB
Atlet Pencak Silat, Kim Michelle Angelia, bersama orangtuanya menemui anggota DPRD Kabupaten Cirebon, belum lama ini.
Atlet Pencak Silat, Kim Michelle Angelia, bersama orangtuanya menemui anggota DPRD Kabupaten Cirebon, belum lama ini. /IsmaiI Kabar Cirebon/
KABARCIREBON- DPRD Kabupaten Cirebon mendorong agar pemerintah daerah  dan KONI setempat untuk memberi perhatian kepada para atlet yang berprestasi di daerah ini.
 
Hal itu mengingat banyaknya atlet potensial dan berprestasi direkrut daerah lain. Bahkan, mirisnya lagi, atlet Pencak Silat, Kim Michelle Angelia yang masih duduk di bangku kelas 3 SD ditelantarkan. Padahal prestasi anak ini pernah juara di tingkat Provinsi Jabar hingga nasional.
 
Siswa asal SDN 2 Pekantingan, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon ini bersama orang tuanya menandatangani gedung DPRD, belum lama ini, yang diterima oleh anggota DPRD Kabupaten Cirebon, Yoga Setiawan dari Fraksi PDI Perjuangan. 
 
 
Mereka mengeluh, karena untuk mengikuti kejuaraan pencak silat tidak ada support baik dari sekolah maupun pemda.
 
"Ini sangat miris. Kim Michelle Angelia yang prestasinya pernah menjuarai pencak silat di tingkat provinsi bahkan nasional kalau saya lihat dari sertifikat dan medalinya, tapi tidak ada perhatian dari pemda baik Disdik maupun KONI sendiri," kata Yoga Setiawan.
 
Michelle, lanjut Yoga, sudah banyak prestasi yang diraih. Ia pun mengaku prihatin terkait minimnya apresiasi dari pemerintah, khususnya pihak sekolah. Menurutnya itu terjadi karena misskomunikasi saja, antara pihak sekolah dengan Pemda Kabupaten Cirebon. 
 
 
"Dalam hal ini, Kadisdik. Karena beliau pada saat Rapat Banggar 2022 lalu, beliau terus menjual program banyak sekali. Salah satunya terkait program siswa berprestasi dalam ajang kejuaraan yang dibidangi setiap siswa," katanya. 
 
Atas adanya kejadian ini, pihaknya mendorong KONI dan pihak sekolah untuk serius melakukan pembinaan terhadap para atlet berprestasi. Karena, lanjut Yoga, data awal itu, tentu dari tingkat pelajar. Baik SD maupun SMP. 
 
"Ini perlu dikomunikasikan. Karena memang Kabupaten Cirebon membiayai. Adanya atlet berprestasi melalui KONI. Disdik mana komitmennya, kan sudah menjual program itu.  Tentunya ada biaya untuk siswa berprestasi dari mulai tingkat kabupaten, provinsi sampai nasional. Seperti adik kita Kim Michelle Angelia ini," katanya. 
 
 
Yoga sendiri mengaku akan mengupayakan untuk kejuaraan yang dalam waktu dekat bakal diikuti Michelle, akan dibiayainya sampai tuntas. Politisi Hanura itu, tidak akan membiarkan pihak keluarga mengeluarkan kocek sendiri selama kejuaraan berlangsung. 
 
"Kasihan. Toh nantinya juga untuk kebaikan semua," katanya. 
 
Yoga berharap ke depannya, Pemda melalui Disdik dan KONI bisa memberikan perhatian khusus kepada para atlet berprestasi, khususnya Michelle. Agar ke depannya terus dipupuk sehingga menjadi siswa berprestasi dan bisa membawa nama baik Kabupaten Cirebon.
 
 
Kalau dibiarkan, ia khawatir, kasus serupa terulang dimana atlet Kabupaten Cirebon loncat pagar ke luar daerah, karena minimnya apresiasi dari pemerintah. 
 
"Kasus seperti itu sudah sering terjadi. Tidak perlu disebutkan. Itu jangan sampai terulang lagi," katanya.
 
Ayah Michelle, Atik Maulana menjelaskan, anaknya sejak duduk di bangku kelas 2 SD sudah sering mengikuti kejuaraan dan selalu pulang tanpa tangan kosong. Hampir selalu membawa medali emas. Terakhir kali mengikuti kejuaraan Mardini Open tingkat nasional di Sumedang. Berhasil meraih prestasi gemilang yakni juara I. Ia pun bangga atas torehan prestasi yang telah diraih anaknya itu.
 
 
Artinya, jerih payah serta pengorbanan selama ini, terjawab sudah. Namun sayang, prestasi yang telah diraih anaknya itu, belum mendapatkan perhatian. Khususnya dari pihak sekolah. 
 
"Padahal pada saat mengikuti kejuaraan membawa nama sekolah. Membawa nama daerah. Walaupun kami datang atas nama perguruan, tapi tetap saja, pihak panitia menanyakan dari SD mana. Ya otomatis, kita membawa nama sekolah," kata Atik.
 
Ia memang tidak menampik, anaknya pernah mendapatkan pemberian dari sekolah. Berupa tas dan buku dan juga uang saku. Nilai uang sakunya hanya Rp 15 ribu. 
 
 
"Kami mengharapkan, ketika ada kejuaraan yang diikuti, minimalnya untuk uang pendaftaran bisa disupport. Tidak semua dari biaya sendiri. Karena selama ini semua dari biaya sendiri," katanya.(Ismail)

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x