"Kondisi ini sama seperti pasukan inti (PASTI) Pagar Nusa Kabupaten Majalengka," ucap Abah yang juga Majelis Pendekar Pengurus Wilayah Pagar Nusa Provinsi Jawa Barat ini,
Abah panggilan akrabnya, menyebut panitia Harlah 1 Abad NU meminta bantuan personil sebanyak 20 orang untuk melakukan pengamanan. Namun pada praktiknya pasukan inti yang diterjunkan lebih dari permintaan panitia.
"Kalau 20 orang itu kami diibaratkan Paspampresnya. Mereka ditugaskan sesuai tupoksinya berada di ring satu. Melakukan pengawalan melekat pada para kiai, ulama, tamu-tamu kehormatan serta tamu istimewa lainnya. Sedangkan sisanya berpakaian bebas dan diposisikan di beberapa titik strategis," ungkap Guru Besar Padepokan Gotawa Majalengka ini.
Dengan keterlibatan pasukan inti ini, lanjut dia, ini sebagai upaya menciptakan rasa aman, nyaman dan tentram buat semua warga NU maupun elemen masyarakat lainnya yang hadir.
"Alhamdulillah acara demi acara selesai. Mulai dari pagi hingga waktu dini hari. Semuanya dapat berjalan dengan lancar sesuai harapan kita semua,"tutupnya.
Hal serupa pun dilakukan Lembaga Seninaman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Majalengka. Sebagai organisasi yang bergerak dibidang kesenian dan kebudayaan, Lesbumi turut andil suksesi Harlah NU kemarin.
Selain membantu tugas panitia dan tampil di panggung kehormatan, ada tugas tambahan yang harus dilakukan Lesbumi, dalam mengatur cuaca jelang hari pelaksanaan.
Sebab beberapa hari sebelum hari puncak, cuaca di wilayah Talaga kerap di guyur hujan. Aneh tapi nyata, saat puncak pelaksanaan dari pagi hingga malam hari, cuaca cerah. Sehingga kegiatan 1 Abad NU dapat berjalan sesuai dengan rencana. Bisa dibayangkan jika saat itu hujan lebat, agenda yang sudah direncanakan tentunya akan mengalami berbagai hambatan.