Sehingga dengan adanya tim itu, sambung dia, Pemkab Majalengka bisa bersinergi dan berkolaborasi tentang hal-hal yang perlu diketahui lebih mendalam tentang KH Abdul Chalim.
"Mudah-mudahan dengan adanya sinergitas dan kerjasama dari semua elemen masyarakat, harapan kita semua untuk mengusulkan orang tua saya jadi pahlawan nasional dapat menjadi kenyataan bersama dan membawa keberkahaan bagi masyarakat Majalengka,"tutupnya.
Perlu diketahui, KH Abdul Chalim wafat pada 11 April 1972 M. Beliau merupakan sosok ulama dan pejuang sekaligus pendiri NU, yang dimakamkan di Kompleks Pesantren Sabilul Chalim di Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka.
Dalam catatan sejarah, Kiai Chalim sangat dekat dengan KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah pendiri NU. Ia merupakan orang kepercayaan kedua ulama NU terkemuka tersebut. Sejarah lain pun mencatat, bahwa Kiai Chalim memiliki peran dalam berdirinya Komite Hijaz dan NU.
Saat itu almarhum menjadi komunikator kunci antara para alim ulama terkemuka di seluruh Jawa dan Madura. Almarhumlah yang membuat surat undangan dan kemudian dikirimkan kepada para ulama dalam rangka pembentukan Komite Hijaz dan NU.Di periode pertama kepengurusan PBNU, Kiai Abdul Chalim dipercaya sebagai Katib Tsani (Sekteratis Dua).
Kiai Chalim menjalankan amanahnya ini bersama KH Abdul Wahab Hasbullah yang menjadi Katib Awal (Sekretaris Pertama). Sedangkan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari saat itu menjadi Rais Akbar.
Dikutip di wikipeda, mengenai profile Prof. Dr. K.H Asep Saifuddin Chalim, M.Ag lahir di Majalengka, 16 Juli 1955. Ia merupakan seorang tokoh Muslim Indonesia, pernah menjadi kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ketua Umum Persatuan Guru-guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Indonesia.