Senyum Guru Honorer Bisa Sumringah, PPPK Formasi Guru Kelebihan Kuota Hingga 2.300

- 24 Maret 2023, 09:06 WIB
Ratusan guru non PG P2 dan P3 audiensi bersama Disdik dan BKPSDM di gedung PGRI Kabupaten Cirebon.
Ratusan guru non PG P2 dan P3 audiensi bersama Disdik dan BKPSDM di gedung PGRI Kabupaten Cirebon. /Ismail Kabar Cirebon/
KABARCIREBON- Senyum para guru honorer di Kabupaten Cirebon dipastikan bisa sumringah, sebab tahun ini pengangkatan PPPK untuk kuota formasi guru yang diberikan Kemenpan-RB bagi daerah ini melebihi jumlah guru honorer yang ada. Kelebihannya yakni mencapai 2.300 formasi.
 
Seperti diketahui, belum lama ini ratusan guru non PG prioritas dua (P2) dan prioritas 3 (P3) di Kabupaten Cirebon, berkumpul di Gedung PGRI. Kedatangan mereka untuk memastikan nasib mereka ke depan. Hal itu sejalan dengan keluarnya formasi pengangkatan PPPK untuk jabatan fungsional guru di tahun 2023. 
 
Ratusan guru tersebut difasilitasi PGRI Kabupaten Cirebon untuk menyampaikan langsung keluhan mereka di hadapan Dinas Pendidikan (Disdik) dan BKPSDM setempat, yang hasilnya ada kabar gembira bagi mereka.
 
 
Sebab kata Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, H Ronianto, masih ada persoalan yang belum terselesaikan terkait guru honorer. Di tahun ini, kata dia, ada 3.600 kuota PPPK untuk formasi jabatan fungsional guru. 
 
"Artinya, dari jumlah eksisting honorer yang sebanyak 1.300-an, persentase untuk bisa lolosnya cukup besar. Kita masih kelebihan 2.300 kuota dari jumlah yang diberikan untuk PPPK formasi jabatan fungsional guru," ungkap Ronianto.
 
Hanya saja, aku dia, masih ada regulasi yang cukup sulit. Sehingga menimbulkan kegamangan di kalangan guru. Sebut saja seperti guru bahasa Inggris. 
 
 
"Untuk guru bahasa Inggris ini, kita kelebihan sampai 129 orang. Karena P2 dan P3 itu harus linier. Ketika mengajar, harus sesuai dengan basic pendidikan mereka," kata Roni.  
 
Sebab, misalnya, tidak bisa guru ekonomi, mengajarnya bahasa Cirebon. Itu akan menjadi hambatan bagi mereka manakala ingin diangkat menjadi PPPK di masa mendatang. Menurutnya, makanya saat ini banyak honorer di SMP beralih ke SD. Alasannya di sekolah dasar semua pelajaran bisa linier kecuali bahasa Inggris. Ia pun sedang mencarikan solusi tepat untuk bisa mengatasinya. Jangan sampai formasi yang ada tidak terpakai.
 
"Kita akan carikan solusinya dengan mengusulkan ke Kemenpan untuk membuka formasi lagi. Supaya formasi yang ada tidak mubadzir," katanya.
 
 
Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Cirebon, Yeyet Nurhayati menyampaikan, pihaknya sangat merespon permohonan forum guru non PG P2 dan P3 yang ingin memastikan nasib mereka ke depan. Karena selama ini, kata Yeyet, mereka mempertanyakan ke mana-mana terkait kepastian dan kejelasan nasibnya.
 
"Dari pada bertanya-tanya kemana-mana enggak jelas, kami fasilitasi langsung di satu forum. Kami hadirkan BKPSDM dan Disdik, biar semua jelas," ujarnya. 
 
Hasil audiensi pun kata Yeyet cukup menyejukkan. Semuanya akan diusahakan untuk bisa diangkat di tahun 2023 ini. 
 
 
"Karena ada kuota 3.600-an untuk PPPK formasi guru. Sementara kebutuhannya kan tinggal 1300-an lagi. Jadi mereka yang non PG P2 dan P3 ini, harus bisa masuk semua," ungkap Yeyet.(Ismail)

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x