“Donatur bisa menyumbangkan hanya dengan Rp 10.000 saja, namun tentu bisa lebih,” ujarnya.
Ia mengemukakan Obrolan Majalengka ingin melakukan suatu inovasi atau perbedaan, untuk memberikan manfaat kepada umat dalam bentuk yang lain, yaitu donasi token listrik
“Mungkin orang menganggap token listrik itu hal sepele, tapi ibadah di masjid atau di pesantren itu beberapa di antaranya butuh listrik. Makanya Obrolan Majalengka berharap program ini dapat memberikan manfaat untuk masyarakat dan kepada para donatur semoga Allah memberikan pahala berlipat ganda atas kebailanya yang diberikan,” katanya.
Agus Abdul Syukur mengungkapkan, pihaknya menampung setiap permohonan dari siapapun yang tempat ibadahnya butuh disumbang.
Namun setiap yang mengajukan, datanya harus jelas dan pengurus masjid, musala atau pesantrennya juga harus jelas sekaligus mengirimkan foto tempat ibadah tersebut.
Baca Juga: Bonus Atlet Kabupaten Cirebon Cair, Segini Besarannya, Antara Rp15 - Rp150 Jutaan
Kemudian setiap pemohon akan dilakukan verifikasi, untuk menjaga akurasi data serta menjaga akuntabilitas token yang disalurkan.
“Setelah indentitas jelas dan hasil verifikasi benar keberadaannya, baru permohonannya nanti direaliasi. Ketika penyerahan token listrik kami juga akan membuat dokumentasi penyerahan bahkan lengkap video tempat ibadahnya untuk menjaga kepercayaan donatur,”katanya.
Ia menyebutkan, selama tiga hari puasa sudah ada lima masjid, musala dan pondok pesantren yang diberi sumbangan token listrik, masing-masing seharga Rp 50.000, di antaranya di Desa Banjaran Girang.