Ini Kisah Kakek-Nenek Penjual Opak di Majalengka Bisa Naik Haji

- 23 Mei 2023, 19:35 WIB
PASANGAN suami istri Omo Salma (74 tahun) dan Jumsih (71 tahun) yang   kesehariannya  sebagai penjual opak warga Dusun Wesel, Desa   Pakubeureum, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka ahirnya bisa   berangkat haji setelah menabung 20 tahun lebih.*
PASANGAN suami istri Omo Salma (74 tahun) dan Jumsih (71 tahun) yang kesehariannya sebagai penjual opak warga Dusun Wesel, Desa Pakubeureum, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka ahirnya bisa berangkat haji setelah menabung 20 tahun lebih.* /Kabar Cirebon/ Tati/

KABARCIREBON- Pasangan kakek-nenek Omo Salma (74 tahun) dan Jumsih (71 tahun) yang kesehariannya  sebagai penjual opak di Dusun Wesel, Desa Pakubeureum, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, akhirnya bisa berangkat haji setelah menabung  hingga lebih dari 20 tahun.

Mereka berangkat melalui kelompok terbang kedua yang akan berangkat pada 13 Juni 2023 mendatang dari Bandara Kertajati.

Omo dan Jumsih yang dikenal masyarakat dengan panggilan Ma Enjum ini, sedianya bisa berangkat pada tahun 2021 sesuai nomor urut pendaftara pada 10 tahun lalu, namun karena pandemi Covid-19 melanda seluruh negeri akhirnya baru bsia berangkat tahun ini.

Baca Juga: Pendaftaran Calon Ketua KONI Ditutup, Berkas 5 Balon Bakal Diverifikasi

“Kami berdua menunggu 10 tahun setelah mendatar, karena katanya antrean untuk berhaji sangat banyak,” kata Ma Enjum.

Ma Enjum mengaku untuk bisa berangkat haji harus menabung selama 20 tahun lebih dari hasil penjualan opaknya. Penghasilan yang tidak menentu dari berjualan opak, sebagian dia gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sebagian lagi disimpan untuk ONH.  “Pendapatan tidak pernah menentu, hanya kalau musim hajatan pesanan bisa meningkat,“ ungkap Enjum.

Niat menabung untuk berangkat haji dilakukannya di usia sekitar 40 tahun setelah memiliki sedikit uang di celengannya. Mereka berdua terus berusaha menabung dari jualan opaknya, terutama saat musim hajatan yang pendapatannya lebih besar dibanding hari-hari biasa.

“Kalau musim hajatan pesanan opak bisa mencapai ribuan, satu pemilik hajat bisa pesan 500 biji atau lebih untuk dijadikan pamulang (pengembalian hajat) dan isi keler (toples) untuk tamu undangan,” kata Enjum.

Halaman:

Editor: Iwan Junaedi

Sumber: Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x