El Nino Mengancam Kabupaten Cirebon, Ini Dampaknya

- 29 Mei 2023, 18:13 WIB
ILUSTRASI kekeringan
ILUSTRASI kekeringan //PIXABAY

KABARCIREBON- Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan pemetaan terhadap wilayah yang terdampak dengan bencana El-Nino.

Seperti diketahui El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tebgah. Bahkan El Nino sendiri bisa mengakibatkan pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Melihat kondisi tersebut, Sub Kordinator Kebencanaan Ahli Muda pada BPBD Kabupaten Cirebon, Juwandan mengatakan berdasarkan dari pemaparan BMKG, efek dari El Nino sendiri sudah dirasakan warga mulai Mei hingga Juli, namun untuk kekeringan sendiri diprediksi terjadi pada bulan Agustus hingga September.

Baca Juga: Sekjen DPP Persatuan Alumni GMNI: Pancasila Bintang Penuntun Bangsa Indonesia

"Puncak kekeringan itu ada di bulan Agustus sampai September ini akibat efek dari El Nino," kata Juwanda di Sumber, Senin (29/5/2023).

Ia mengungkapkan pihaknya terus melakukan antisipasi bencana akibat El Nino ini. Pasalnya bisa berakibat kebakaran hutan dan lahan. "Dikawatirkan akibat El Nino ini ada kebakaran hutan dan lahan. Bahkan mengakibatkan kekeringan yang membuat kebutuhan air bersih berkurang," ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Juwanda, BPBD Kabupaten Cirebon telah memetakan titik-titik wilayah mana yang memang menjadi langganan kekeringan kemarau ini. Menurut data yang sudah terjadi dari 40 kecamatan ada 29 kecamatan dan 195 desa yang terdampak rawan kekeringan dari berbagai kreteria ,keringan banget, kering sedang dan biasa.

“Untuk kekeringan biasa memang membutuhkan air bersihnya tetapi tidak seperti kering sekali," katanya.

Halaman:

Editor: Iwan Junaedi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x