KABARCIREBON- Masyarakat di Desa Nunuk, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka dalam beberapa tahun terakhir memilih menanam jagung dibanding padi, yang menjadi tradisi warga di kampung. Hal itu dipilih karena jagung dianggap lebih menguntungkan dibanding menanam padi.
Usman, Amas, Edi, Cicih dan sejumlah warga lainnya kini nyaris tidak menanam padi yang biasa ditekuninya selama ini serta nenek moyang mereka dulu. Bahkan sebelumnya tanah di kebunpun ditanami padi huma, agar bisa panen padi untuk cadangan makan.
Karena padi akan membawa keberkahan bagi petaninya dan bisa lebih bertahan hidup, dengan adanya cadangan beras tersedia di gudang. Tak heran warga kampung zaman dulu beras jatuhpun dipungut, karena padi akan menangis jika dibuang.
Baca Juga: Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Meningkat, Eni: Waspada, Pelakunya Selalu Orang Terdekat
Namun kini pola pikir semacam itu tidak berlaku. Masyarakat memilih menanam jagung, sedangkan beras dibeli dari hasil penjualan jagung.
“Sekarang sudah lumrah orang kampung membeli beras ke kota, karena petani jarang yang menanam padi,” kata Usman.
Menurutnya, menanam jagung lebih mudah, saat hujan turun bisa langsung tanam. Sedangkan tanam padi harus menunggu curah hujan tinggi dan sawah digenangi air, sementara di wilayahnya tidak tersedia saluran irigasi.
Selain itu hasil jagung lebih banyak, dari 1 kg bibit jagung bisa diperoleh 4 hingga 5 kwintal jagung pipilan kering. Ditambah pemeliharaan juga mudah, setelah tanam tinggal menunggu menyiangi dan memupuk sesekali menyemprot jika diserang hama. Selain itu tanaman jagung relatif lebih aman dari serangan hama dan harga jagung pun relatif lebih stabil.
“Paling kalau panen dan menjemur yang butuh tenaga banyak, serta jemur jagung lebih lama” kata Siti Aliah.