Dalam acara Cap Go Meh di Indonesia, acara pengarakan Toa Pe Kong ditiadakan. Padahal, pada abad 17 pernah digelar.
Baca Juga: Pria Rambut Gondrong Edarkan Tramadol HCL 1.996 Tablet di SPBU Patrol
Pengarakan Toa Pe Kong adalah mengarak keliling kota membawa Kim Sin Kim Sin untuk mendapatkan rejeki keberuntungan dan keamanan terhindar dari bencana dan terhindar dari wabah penyakit.
Pengarakan Toa Pe Kong umumnya di Jawa, Singkawang, Kalimantan, Riau Selat Panjang, Bagan siapi api, dan Medan.
Di Pesisir Utara Jawa seperti Tuban, Semarang, Cirebon, Tegal, Lasem setelah acara pengarakan Toa Pe Kong diikuti makan lontong Cap Go Meh.
Sajian akulturasi kuliner yang hanya ada di Jawa. Yakni, lontong, suwiran ayam, karie ayam, ati, ampela ayam, dan emping.
Makan lontong cap go meh sebagai wujud kebersamaan membangun persatuan dan kesatuan
Tetapi sejak ada pandemi Covid sejak 2019 pengarakan Toa Pe Kong ditiadakan.
Waktu jaman penjajahan Jepang dan jaman Orde Baru tidak diadakan Pengarakan Toa Pe Kong. Namun, sejak Gus Dur menjadi Presiden, pengarakan Toa Pe Kong kembali diijinkan.