Ia menuturkan pembongkaran bagian tertentu itu merupakan hasil pengamatannya bersama pihak sekolah dan sentra. Jika dilihat dari segi fisik bangunannya, menurutnya, bagian atap dan kusen memang sudah rusak dan tidak layak.
Sehingga, lanjutnya, bagian-bagian yang sudah tidak memungkinkan, sudah waktunya direnovasi, akan diganti dengan yang baru. “Untuk atap kayu itu, kita ganti dengan rangka baja ringan. Untuk kusen, kita ganti dengan kusen alumunium,” ucapnya.
Pembongkaran sekolah ini dilakukan pasca kunjungan Mensos ke Sentra “Wyata Guna” di Bandung, termasuk ke SLBN A Pajajaran, pada Selasa (21/2) lalu. Mensos berkomitmen meningkatkan kualitas fasilitas kelas dan membangun kapasitas siswa di sekolah tersebut.
"Oke, gedung diperbaiki, ruangan ditambah, yang rusak diperbaiki. Kita selesaikan (renovasi sekolah ini). Apa yang bisa dikembangkan," kata Mensos belum lama ini.
Asah Kemandirian Siswa Penyandang Disabilitas
Pada kunjungan itu, Mensos Risma mempertimbangkan perkembangan siswa-siswi di SLBN A Pajajaran ke depannya, yang memerlukan pekerjaan setelah bersekolah sehingga Mensos mendirikan kafe dan sentra usaha untuk penyandang disabilitas.
“Seiring berjalannya waktu, dalam perkembangannya, anak-anak disabilitas yang sekolah di sini butuh pekerjaan. Akhirnya, kita buatkan kafe untuk tuna netra. Ada juga sentra usaha lainnya untuk disabilitas fisik, ODGJ, dan lainnya di sini,” kata Risma menjelaskan.
Kafe dan sentra usaha itu dapat digunakan sebagai wadah pembelajaran agar para penyandang disabilitas dapat berwirausaha secara mandiri untuk memenuhi kehidupannya sendiri.