Mengenal Nyeri Otot Setelah Berolah Raga (DOMS), dengan Tindakan Rehabilitasi Pada Pasien Pascacedera

- 29 Maret 2023, 15:00 WIB
DOMS (Delayed Onset Muscle Soreness
DOMS (Delayed Onset Muscle Soreness /Istimewa/

KABARCIREBON- Mungkin istilah Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS) asing terdengar di telinga kita. Tapi DOMS sendiri jika diartikan itu nyeri otot yang tertunda. Ini merupakan gejala yang tidak nyaman pada tubuh setelah berolahraga. Rasa sakit ini biasanya mencuat setelah 24 jam berolahraga. Bahkan DOMS bagi sebagian orang dianggap menjadi pemicu rasa malas untuk melakukan olahraga. Teruatama umumnya fenomena ini terjadi pada remaja wanita.

Mereka beralasan bahwa berolahraga dapat menimbulkan rasa sakit. Fisioterapis memahami bahwa DOMS merupakan hal yang wajar terjadi ketika seseorang melakukan olahraga. Hal ini menjadi sebuah tanda bahwa otot bekerja maksimal dari batas kemampuanya, sehingga otot megirimkan sinyal nyeri pada tubuh yang muncul 24 jam setelah berolahraga.

Ciri seperti itu pula yang membedakan DOMS dengan cedera olahraga yang nyeri muncul pada saat itu juga. Gejala yang biasa ditemukan ketika seseorang mengalami DOMS diantaranya rasa nyeri pada saat otot disentuh atau ditekan, kelemahan otot, berkurangnya lingkup gerak sendi serta rasa kaku pada otot.

Baca Juga: Sempat Mencekik Masyarakat, Harga Kebutuhan Pokok di Majalengka, Hari ke 7 Puasa Berangsur Turun

Gejala tersebut dapat hilang dengan sendirinya setelah 2-4 hari. Terlepas dari semua ketakutan dan paradigma yang muncul dimasyarakat, fisioterapis memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan DOMS. Kemampuan fisioterapis dengan keilmuannya dapat melakukan treatment untuk mengurangi gejala yang muncul dan juga melakukan treatment untuk memperepat waktu penyembuhan DOMS.

Treatment yang tepat dapat menghindari permasalahan lanjutan dari gejala yang didapat. Setidaknya ada 4 treatment yang dapat diberikan oleh fisioterapis. Pertama, Edukasi. Fisioterapis dapat memberikan edukasi terkait pemanasan dan pendinginan sebelum melakukan olahraga. Pemanasan yang dapat dilakukan diantaranya dengan melakukan dynamic stretching yang kemudian diikuti dengan static stretching.

Pendinginan dapat dilakukan dengan melakukan static stretching karena mampu untuk mengurangi gejala DOMS yang muncul. Static stretching juga dapat diberikan pada fase DOMS untuk mempercepat waktu penyembuhan, dengan fokus stretch pada bagian yang mengalami DOMS. Kedua, active exercise treatment. Sebuah latihan yang mengharuskan pasien untuk melakukan gerakan pada anggota gerak yang mengalami DOMS.

Baca Juga: Pengurus Departemen MN KAHMI Periode 2022-2027 Resmi Dilantik. Berikut 138 Departemen dan Nama-namanya

Gerakan yang dapat dilakukan harus sesuai dengan fundamental gerak pada regio yang bermasalah. Seperti contoh, jika pasien tersebut mengalami DOMS pada regio (HIP) panggul, tentunya gerakan active exercise yang dilakukan yaitu Fleksi Hip (menggerakan paha arah depan), Ekstensi Hip (menggerakan paha arah belakang), Abduksi Hip (menggerakan paha arah luar), Adduksi Hip (menggerakan paha arah dalam), Rotasi Hip (memutar arah dalam dan luar pangkal paha).

Tentunya hal seperti ini perlu diawasi oleh fisioterapis untuk memastikan arah gerakan yang dilakukan sesuai dengan gerakan yang seharusnya. Ketiga, Massage/pemijatan. Massage dapat dilakukan dengan menggunakan tangan ataupun alat bernama foam roaller dengan memberikanan tekanan pada area DOMS. Penekanan diberikan sesuai luas otot yang mengalami DOMS, tekanan dapat diberikan sebesar 25% beban tubuh atau dengan tekanan minimal pada area DOMS dengan 5-10x repetisi.

Massage diberikan untuk menimbulkan sensasi relaksasi pada otot sehingga pasien merasakan nyeri yang berkurang. Keempat, cold water immersion(CWI)/perendaman air dingin treatment. CWI dapat diberikan untuk pasien DOMS dengan merendam bagian yang mengalami cedera dengan suhu kurang lebih 14oC atau dengan memberikan es pada air perendaman.

Baca Juga: IAIN Cirebon Berikan Pemahaman tentang Literasi Wakaf Uang kepada Masyarakat

Perendaman dapat dilakukan dengan rentang 5 – 10 menit, lebih dari waktu tersebut akan memberikan efek terbakar pada area cedera. Perendaman ini dimaksudkan untuk mengembalikan keadaan otot dalam kondisi yang optimal. Rasa takut akan gejala yang muncul setelah berolahraga nampaknya bisa dihilangkan ketika memahami dan mengetahui penanganan tentang kondisi suatu cedera.

Seperti halnya DOMS ini, meskipun dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, disisi lain ini menjadi sebuah sinyal bagi otot bahwa kekuatan dan daya tahannya berkembang sehingga latihan yang dilakukan dinilai efektif. Hal ini dapat membuat intensitas dan frekuensi olahraga pun dapat ditingkatkan secara bertahap.

Baca Juga: Meredam Emosi Jahat Napi, Lapas Kelas I Cirebon Siapkan Program Psikoterapi

Namun perlu diwaspadai ketika timbul rasa tidak nyaman setelah berolahraga lebih dari 1minggu, hal ini sebaiknya segera dikonsultasikan dengan fisioterapis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Penulis : Arya Bima Komara S.Kes

Mahasiswa Pendidikan Profesi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta Ftr.

Abdurrasyid, M. Fis

Direktur Klinik ARAphysio Tangerang

Taufik Eko Susilo S.Fis., MSc

Dosen Program Studi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta.***

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x