KABARCIREBON - Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Indramayu melaksanakan rapat koordinasi pemenangan Pilkada yang di hadiri oleh ratusan kader Partai Golkar di MM Hotel pada Jumat (13/9/2024).
Daniel Mutaqien yang merupakan Plt Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Indramayu dalam sambutannya di hadapan ratusan kader Partai Golkar menyampaikan agar kader untuk tetap solid dalam menghadapi Pilkada 2024.
"Peluang pasangan Bambang-Kasan yang di usung oleh partai Golkar, Gerindra dan PAN sangat besar, saya instruksikan kepada seluruh kader untuk tetap solid memenangkan pasangan ini," ujarnya.
Baca Juga: Oksigen Berlimpah di Pantai Jadimulya Cirebon, Teuku Fahrudin Ubah Kawasan Kumuh Jadi Hutan Mangrove
Seperti diketahui, Syaefudin yang merupakan mantan Ketua DPD Partai Golkar Indramayu saat ini sudah bukan bagian dari Partai Golkar berdasarkan Surat Keputusan (SK) Nomor : SKEPTIS-133/Golkar/IX/2024 per tanggal 4 September 2024 yang lalu, bahkan ia dilarang secara keras untuk tidak menggunakan atribut Partai Golkar selama proses Pilkada ini.
"Jadi untuk para kader, simpatisan dan seluruh elemen masyarakat agar bersama sama kita menangkan pasangan Berkah untuk Indramayu yang lebih baik," ujarnya.
Bambang Hermanto sebagai calon Bupati Kabupaten Indramayu juga mengungkapkan alasan dirinya maju di Pilkada Indramayu.
Baca Juga: Bantah Dukung Pasangan Lain di Pilkada, PAN Kabupaten Cirebon Solid Dukung RAHIM
"Perlu saya sampaikan bahwa ada beberapa alasan mengapa saya menjadi kompetitor dalam Pilkada Indramayu, yang pertama saya mendapatkan mandat dari Partai Golkar untuk menjadi calon Bupati periode 2024-2029, yang kedua pasangan Baher-Kasan ini telah direstui oleh Presiden terpilih dalam hal ini bapak Prabowo Subianto, sehingga wakil yang kita pilihpun dari Partai Gerindra, tentu ini menjadi satu peluang dan kekuatan bagi kita semua karena dukungan pusat kepada kita untuk mewujudkan Indramayu Berkah dalam bingkai kemakmuran dan kesejahteraan," ujar Baher, sapaan akrab Bambang Hermanto.
Selain itu juga, menurutnya, menjadi bupati bukan karena ambisi kekuasaan, tapi melihat kondisi masyarakat yang sangat terpuruk.