Legenda Situ Sangiang, Pusat Kerajaan Terbesar di Majalengka dan Ikannya Jelmaan Prajurit Talaga Manggung

- 10 Januari 2023, 01:14 WIB
Situ Sangiang
Situ Sangiang /Portal Majalengka/

NAMA Situ Sangiang bagi sebagian besar masyarakat Kabupaten Majalengka sudah tak asing lagi terdengar. Situ yang terletak di Desa Sangiang Kecamatan Banjaran itu permukaan tanahnya relatif datar, dengan kemiringan lahan sampai dengan 10%. Di kawasan itu terdapat pula hutan campuran yang terdiri pohon mahoni, kayu manis, alang-alang, rumput teki, gewar, rotan, saliara, dsb.

Sedangkan jenis fauna terdapat pula ular sanca, burung kutilang, kera, dll.Termasuk di dalam situ itu terdapat beragam ikan lele dan emas dengan ukuran besar.Konon ikan emas dan lele itu merupakan penjelmaan dari prajurit Talaga Manggung.

Sehingga sampai saat ini tak seorang pun yang berani mengambil ikan itu.Kalau pun ada, maka malapetaka akan menimpa orang tersebut dan ikan itu harus dikembalikan ke situ tersebut.

Baca Juga: Mengenal Tugu Pahlawan Majalengka, Simbol Perlawanan Rakyat Menendang Kaum Penjajah

Di sana juga terdapat makam keramat, yang tiada lain merupakan tokoh penyebar Islam di daerah Majalengka dan sekitarnya bernama Sunan Parung.Beliau merupakan cucu dari Sunan Talaga Manggung, yang merupakan raja yang sakti mantraguna dari Kerajaan Talaga Manggung, dan masih keturunan dari Kerajaan Pajajaran.

Menurut sumber kuncen Makam Kramat Talaga Manggung, Situ Sangiang sendiri awal mulanya sebuah kerajaan besar di wilayah Majalengka dan sekitarnya.Kerajaan itu hilang ketika sang raja tewas di tangan menantunya bernama Palembang Gunung.

Raja Talaga Manggung terkenal dengan kesaktiannya yang luar biasa, namun ia meninggal ditangan menantunya yang ingin berkuasa menjadi raja. Kematiannya sendiri oleh pusaka kerajaan berupa tombak. Kelemahan sang raja itu hanya diketahui oleh tangan kanannya.

Baca Juga: Ribuan Calon Anggota PPS Pemilu 2024 Ikuti CAT, Inilah Syarat Lolos Wawancara dan Besaran Gaji yang Diterima

Kala itu, orang dekatnya raja diiming-imingi jabatan oleh menantunya. Jika raja telah tiada para punggawanya akan diberikan jabatan strategis di kerajaan. Akhirnya mereka tergiur dan diberitahui senjata yang dapat melumpuhkan sang raja. Atas peristiwa naas itu kerajaan beserta seluruh isinya hilang seketika, dan berubah wujud menjadi SituSangiang.

Halaman:

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x