Pesan Waisak, Memperkokoh Moral, Membangun Kedamaian Bangsa

4 Juni 2023, 18:55 WIB
ILUSTRASI Waisak /Pixabay/susuteh

KABARCIREBON- Vihara Dewi Welas Asih Cirebon pada Waisak tahun ini mengusung tema “Memperkokoh Moral, Membangun Kedamaian Bangsa”. Melalui pesan ini, umat Budha agar meneladani ajaran paling mendasar yaitu moral.

Melalui Sekretaris Yayasan Buddha Metta, Richard D Pekasa, kedamaian merupakan pilar penting guna kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di tengah masyarakat yang heterogen, diperlukan kesadaran kolektif yang menuntun terciptanya kerukunan dan persatuan.

Waisak kali ini terasa sangat istimewa di mana kehadiran Bhiksu Thudong telah menunjukan wajah asli bangsa Indonesia yang penuh keterbukaan, keramahan, toleransi, suka menolong.

Baca Juga: Cuaca Panas Jadi Tantangan Saat Ibadah Haji, Bupati Imron Kasih Caranya

Rangkaian Waisak di Kota Cirebon di isi dengan Sangha Dana, Pendalamanan Dharma, bakti sosial dan bersih vihara. Bagi umat Buddha Cirebon, vihara-vihara di Cirebon yang merupakan warisan budaya dan telah lama berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka seperti Vihara Dewi Welas Asih yang berdiri sejak 1595 atau Kelenteng Talang berdiri 1450 menjadi tempat pelestarian tradisi dan budaya, juga wadah toleransi di mana Ibu Sinta Nuriah dan komunitas lintas iman sering berkunjung dan berdiskusi.

Namun ada masalah yang belum terselesaikan, karena wacana pemerintah tentang sertifikat rumah ibadah sudah sering digaungkan. Berbagai upaya telah ia tempuh namun belum membuahkan hasil.

"Bisa dianalogikan misalkan Gereja Santo Yusuf diambil negara tentunya akan melukai hati umat Katolik, atau misalkan Masjid Agung Sang Cipta Rasa diambil Pemerintah tentunya melukai hati umat Muslim. Kami berharap adanya keadilan bagi umat Buddha di Cirebon di mana hak azasi untuk pengembalian vihara dapat segera terlaksana," katanya.

Baca Juga: KAI Hadirkan Timbangan Berusia Ratusan Tahun di Momen Ultah Ke-111

Sementara itu, peringatan Waisak dari Majalengka berlangsung khidmat. Suara nyanyian nan sahdu terdengar pelan di Wihara Pemancar Keselamatan Majalengka. Pesembahan dengan aneka makanan berjejer di altar depan Patung Pangeran Siddhartha Gautama, pada peringatan Hari Waisak, Minggu (4/6/2023).

Puluhan lilin berukuran sedang berwarna merah terus menyala di sebuah altar depan pesembahan, di setiap lilin tertulis nama-nama setiap orang yang melakukan sembahyang di Wihara tersebut atau yang menitipkan persembahyangan.

Itulah di antara syair lagu yang dinyanyikan seorang pengunjung Wihara Pemancar Keselamatan yang sengaja datang untuk melaksanakan ibadah peringatan hari Waisak.

Menurut Dewan Pembina Wihara Pemancar Keselamatan Edhi Subarhi pada peringatan hari Waisak tahun ini hanya sedikit yang datang, karena peringatan dipusatkan di Cirebon. Namun demikian, tidak mengurangi makna pada peringatan tersebut.

Baca Juga: Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Dorong Eksekutif Tingkatkan Honor Petugas Puskesos

“Hari Waisak ini adalah memperingati hari lahir Siddhartha Gautama,  mencapai kemenangan kesempurnaan serta  kematian Siddhartha Gautama. Jadi ada tiga peristiwa penting yang diperingati pada perayaan ini,” ungkap Edhy.

Pada peringatan teersebut umat Budha tepat pukul 10.41.19  WIB membaca Paritta Suci. Di wiharanya sendiri ada 5 Paritta Suci yang dibaca. Waktu tersebut berdasarkan pemberitahuan dari Dewan Pengurua Pusat Sangha Agung Indonesia, dengan tema hari Waisak tahun 2023/2567 TB (Tahun Budha) "Harmonis Masyarakat Damai Negaranya”. (Jaka/Tati).***

Editor: Iwan Junaedi

Tags

Terkini

Terpopuler