“Masyarakat tidak perlu khawatir, karena vaksin AstraZeneca dan Sinovac mampu mencegah Covid-19, ” katanya.
Ia mengungkapkan, perbedaan yang paling mendasar dari kedua vaksin yang saat ini gencar diberikan kepada masyarakat adalah kandungannya. Karena vaksin Sinovac menggunakan virus tidak aktif (inactivated virus), sedangkan AstraZeneca menggunakan vektor adenovirus simpanse.
Kemudian beberapa perbedaan lainnya. Yakni walau dosis yang direkomendasikan organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) sebanyak 0,5 ml untuk setiap kali suntik, tetapi jadwal pemberian vaksin dosis pertama dan keduanya berbeda. Untuk vaksin AstraZeneca, rentang waktunya 8-12 minggu dan vaksin Sinovac, jaraknya 2-4 minggu.
Begitu pula dengan penyimpanan dan distribusinya. Untuk vaksin AstraZeneca, maksimal lama penyimpanannya 6 bulan di lemari pendingin dengan suhu 2-8 derajat celsius. Tapi jika dikeluarkan, maka vaksin yang tidak boleh dibekukan tersebut hanya mampu bertahan di suhu 2-25 derajat celcius selama 6 jam.
Berbeda dengan vaksin Sinovac yang bisa disimpan di lemari pendingin dengan suhu 2-8 derajat celsius. Vaksin yang harus terhindar dari paparan sinar matahari secara langsung tersebut, dapat bertahan hingga 3 tahun.