KABARCIREBON,- Masih tingginya masyarakat yang memilih menjadi buruh harian lepas adalah sebagian cermin masyarakat Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. Buruh harian lepas itu di antaranya adalah menjadi buruh angkut pasir.
Faktor pendidikan formal yang rendah di wilayah Kelurahan Argasunya membuat banyaknya warga sulit mencari pekerjaan lantaran hanya memiliki ijasah Sekolah Dasar (SD). Kondisi ini diperparah dengan minimnya lapangan pekerjaan di wilayah tersebut meski lokasinya berada di pinggiran kota.
Menurut Lurah Argasunya, Mardiansyah, sejak awal mayoritas warga asli sekitar Kopi Luhur merupakan buruh pasir, namun sejak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di sekitar galian C belum lama, kini mulai berkurang. Hanya dilakukan secara manual atau ikut dengan orang luar karena mayoritas masyarakat merupakan buruh harian lepas.
"Kalau yang pekerja, kebanyakan warga pendatang. Di sini banyak bermunculan perumahan sehingga banyak orang di luar Argasunya yang tinggal di sini," katanya, beberapa hari lalu.
Jika dilihat dari SDM, menurut dia, sangat dinamis. Karena sejumlah kiai Benda ada yang berasal dari akademisi, namun mayoritas warga sekitar mayoritas hanya sampai SD, sehingga, sangat sulit untuk mencari pekerjaan. Akhirnya banyak warga seperti dari Sumurwuni dan Benda merantau ke luar kota.