Masih dikatakan bupati, sebelum acara halal bihalal ini digelar, pihaknya baru selesai berdiskusi menyerap berbagai aspirasi para buruh. Dari hasil itu banyak sekali input, cita-cita, masukan dan harapan buruh yang belum terlayani. Dari semua itu menjadi tugas bersama untuk mencari solusinya.
Selain itu, menginformasikan bahwa Majalengka kini menjadi perhatian para investor. Kehadirannya sangat dibutuhkan untuk mengungkit laju pertumbuhan ekonomi (LPE).
"Alhamudulillah dari hasil survei BPS Majalengka, LPE Majalengka tertinggi se-Jabar, yaitu 6,6 poin.Angka ini tentunya tidak terlepas dari peran buruh di dalamnya,"ucapnya.
Baca Juga: Ngeri, Kasus HIV-AIDS di Majalengka Menyebar di Semua Lini
Selain itu, lanjut dia, angka kemiskinan di Majalengka juga masih tinggi, salah satunya masih berkaitan dengan buruh karena adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)."Penghasilan buruh yang hanya mengandalkan upah, ini telah memutus mata rantai ekonomi masyarakat,"katanya.
Untuk mengatasi semua masalah tersebut, lanjut dia, perlu ada sinergitas antara pengusaha, pemerintah, dan buruh. Bupati mengajak untuk menjaga dan membangun sinergitas tersebut agar dapat.
"Masalah dan aspirasi tak akan terselesaikan tanpa ada keterlibatan dan kerjasama semua pihak. Mari kita bersama sama bergandengan tangan untuk membantunya,"katanya.
Baca Juga: Di Cirebon Masih Terdapat SMPN Pinggiran Kota Tidak Memenuhi Target Rombel , PPDB Perlu Dievaluasi
Kepala Kantor BPJamsostek Majalengka, Aztriana Novitasari mengungkapkan, belasungkawanya kepada keluarga almarhum dan berharap santunan yang diberikan dapat memberikan manfaat bagi keluarga yang ditinggalkan.
"Saya mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga ahli waris, santunan ini memang tidak akan mengembalikan almarhum. Namun sesuai regulasiz kami serahkan santunan tersebut sebagai hak almarhum, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya oleh keluarga ahli waris,"kata Aztriana di sela sela kegiatan.