Network
KABARCIREBON - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ungkap kekuatan gempa bumi berdasarkan skala modified mercalli intensity (MMI).
Skala MMI adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Seperti diketahui, Indonesia salah satu negara yang rawan gempa bumi. Alasan Indonesia sering dilanda gempa karena pergerakan aktif pada 4 lempengan bumi yang disebut lempeng tektonik.
Lempengan tersebut yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Laut Filipina.
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempat tersebut.
Dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi.
Baca Juga: Kepala Diskominfo Kuningan Terbang ke Amerika Serikat untuk Belajar Digitalisasi
Skala Mercalli telah dimodifikasi pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann.
Skala MMI sering digunakan apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
Inilah XII Skala MMI
I MMI adalah getaran gempa tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah. Getaran terasa seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI pada saat siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam atau di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik hingga dinding berbunyi.
V MMI getaran gempa bumi dirasakan hampir semua peduduk. Orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Baca Juga: Pelakunyu Wanita dan Dua Pria, Sindikat Perdagangan Orang Diringkus Satreskrim Polres Indramayu
VI MMI getaran gempa bumi dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pabrik rusak, kerusakan ringan
VII MMI tiap-tiap orang di rumah keluar. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan dengan konstruksinya yang kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Guncangan dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan dengan konstruksi yang kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air berubah keruh menjadi.
IX MMI kerusakan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
Baca Juga: Bangun Komunikasi dengan Kyai, Wagub Jabar Kunjungi Ponpes di Kabupaten Cirebon
X MMI Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan tanah-tanah yang curam.
XI MMI bangunan-bangunan yang hanya sedikit tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI hancur sama sekali. Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
Baru-baru ini gempa mengguncang Pacitan, Jawa Timur dan Tanggamus Lampung.***
