Namun, jika pasangan Anies-Sandi kalah dalam Pilgub DKI Jakarta pada 2017 lalu, maka utang tersebut menjadi kewajiban Anies untuk mengembalikannya.
Baca Juga: Rapat Paripurna DPRD, 3 Raperda Disetujui Untuk Ditetapkan Sebagai Perda
"Jadi, itu perjanjiannya. Nah, kami menang, maka selesai. Pinjaman yang diberikan kepada kami adalah sebagai bentuk dukungan," kata Anies.
"Yang saya ingin garis bawahi, kenapa kalau kalah malah bayar? Kalau kalah, maka saya berada di luar pemerintahan. Maka, saya harus cari uang untuk mengembalikan," ujarnya.
Lalu mengapa kalau menang, utang tersebut berubah menjadi dukungan? Anies menegaskan, karena dirinya sejak awal menyatakan tidak cari uang dalam pemerintahan. Sehingga, kesepakatannya seperti itu.
Anies menjelaskan, kalau dirinya menang lalu utang harus dibayar, maka selama ia menjabat menjadi gubernur akan fokus cari uang untuk membayar utang.
"Kalau saya harus kumpulkan uang untuk bayar utang, bukankah itu yang menjabak kita?" ujarnya.
Menurut Anies, banyak kepala daerah yang terjebak dengan perjanjian itu. Karenanya, Anies tidak mau tersandera dalam persoalan itu. Sehingga, kesepatan di balik, utang dibayar jika kalah dalam Pilkada.***