Istilah Petugas Partai Dicemooh, Ahok: Apa yang Salah? Ibu Mega Betul, Simak Penjelasannya!

- 6 Februari 2024, 08:57 WIB
Dua politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kanan) berfoto bersama dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.
Dua politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kiri) dan Djarot Saiful Hidayat (kanan) berfoto bersama dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. /Antara/Aprillio Akbar/

KABARCIREBON - Sejumlah pihak banyak yang nyinyir bahkan mencemooh istilah petugas partai yang kerap dilontarkan Ketua Umum PDI Perjuangan, Hj. Megawati Soekarnoputri kepada kadernya yang duduk di legislatif maupun eksekutif termasuk Presiden Jokowi.

Mantan Komisaris Utama PT Pertamina, Ahok yang memiliki nama asli Basuki Tjahaja Purnama memberikan pernyataan tegas dan rasional tentang istilah petugas partai. Ia menegaskan, tidak ada yang salah dengan istilah petugas partai.  

"Saya bertanya ke Ibu Mega, ibu kenapa sih sering menggunakan istilah petugas partai? Ibu menjawab, partai menugaskan kader terbaiknya duduk di eksekutif dan legislatif lewat pemilu. Lalu, orang yang dapat tugas itu disebutnya apa? Saya jawab ya petugas. Ya, terus apa yang salah dari istilah petugas. Ya, betul juga apa yang disampaikan Ibu Mega," kata Ahok di hadapan Ahokers di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Mahfud di,Jakarta Pusat, Minggu, 5 Februari 2024.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Kedai Soto yang Mantul Kota Banjarbaru, Soto Cak Hari, Soto Ma Haji, dan Soto Cuwie Layak Dicoba

Bahkan, Ibu Megawati sendiri, lanjut Ahok menegaskan dirinya juga petugas partai. Jadi aneh, ketika ada pejabat yang disebut petugas partai merasa seperti dikecilkan atau tersinggung. Padahal, istilah petugas partai itu benar dan mengingatkan jika ia adalah delegasi dari partai yang mendapat tugas duduk di pemerintahan. "Dan saya juga petugas partai. Jadi tidak ada yang keliru soal petugas partai," tandas Ahok.

Ahok juga memberikan pemahaman dan pencerahan kepada masyarakat khususnya Ahokers tentang partai politik. Menurut Ahok, partai politik memiliki peranan penting dalam negara. Seluruh tokoh-tokoh yang kini duduk sebagai kepala daerah seperti bupati, wali kota, gubernur termasuk presiden sekali pun harus diusung lewat partai politik. Tidak bisa ia berdiri sendiri.

Dengan demikian, lanjut Ahok, jangan sampai terjadi sesat berpikir dalam memahami partai politik. Siapa pun figurnya yang duduk dalam sebuah jabatan kekuasaan di Indonesia, ia tidak lepas dari peran partai politik. Maka, program kerja yang tertuang dalam visi-misinya sejalan dengan partai politik yang mengusungnya.

Baca Juga: Jalan Wisata Trusmi Kabupaten Cirebon Rusak Parah, DPUTR Siapkan Anggaran Rp290 Miliar

"Nah, bagi saya, PDI Perjuangan itu partai ideologis. Ini partai yang benar-benar memperjuangkan hak-hak rakyat. Kalau anda semua ingin berjuang untuk rakyat, ya PDI Perjuangan tempatnya," kata Ahok.

Ahok pun menjelaskan kenapa dirinya memutuskan mundur dari jabatan Komisaris Utama Pertamana yang saat ini sedang untung besar lalu lebih memilih berjuang memenangkan Ganjar Mahfud di Pilpres 2024. Ahok mengaku Ibu Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan sempat melarangnya.

Halaman:

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x