LEMAHWUNGKUK, (KC Online).-
Semasa hidupnya, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat meninggalkan kesan mendalam bagi siapa pun yang mengenalnya. Salah satunya dari Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI). Ketua PSMTI, D Suryapranata mengungkapkan, bukan hanya keluarga inti Keraton Kasepuhan yang berduka cita, namun komunitas yang dipimpinnya juga sangat merasakan duka yang mendalam.
"Kami pun kehilangan. Kita sudah seperti keluarga, kita sudah sangat menyatu," ujar Surya, panggilan akrabnya, saat ditemui di Keraton Kasepuhan, Rabu (22/7/2020).
Ia ingat betul, bagaimana komunitasnya kerap dilibatkan dalam tiap kegiatan di keraton, salah satunya saat Sultan Arief menggelar pernikahan anaknya. Pihaknya menjadi among tamu saat itu.
"Hubungan kita sudah terjalin lama, beliau sangat merakyat, kepedulian terhadap masyarakat pun tinggi," tuturnya.
"Hubungan PSMTI dengan keluarga Keraton Kasepuhan dimulai sejak dengan ayahanda dari Sultan Arief yaitu Sultan Sepuh XIII, kemudian terus berlanjut hingga Sultan Arief menjadi Sultan Sepuh," katanya.
Di matanya, Sultan Arief pun merupakan sosok yang sangat mendukung kebhinekaan. "Bentul pluralisme yang tinggi, ia pendukung kebhinekaan yang luar hiasa dengan tanpa membeda-bedakan siapa pun," katanya.
Kesan mendalam pun dirasakan oleh Wali Kota Cirebon, H Nashrudin Azis. Menurutnya, Sultan Arief merupakan sosok panutan. "Saya sering diberikan nasehat meski saya lebih muda usianya, tapi saya sering diberikan wejangan, yang kurang baik disampaikan tapi dukungannya tidak pernah pudar," ujar Azis.
Menurutnya, dirinya pun merasa kehilangan sosok penyeimbang bagi Kota Cirebon. "Dia sangat mendorong sektor kebudayaan dan memberi pesan bagaimana budaya agar tidak tergerus zaman," tuturnya.
Sementara itu, anggota DPR RI H Herman Khaeron menuturkan, ia pun sangat kehilangan sosok yang selama ini menyejukkan. "Berpulangnya beliau bagi saya adalah kehilangan sosok yang ngademin," katanya.
Ia ingat betul kegiatan yang pernah dilakukannya di Keraton Kasepuhan pada bulan puasa lalu. Saat itu, Hero begitu ia biasa disapa, menggelar bakti sosial berupa pembagian sembako bagi abdi dalem keraton.
"Itu kegiatan terakhir bersama beliau. Kita bisa lihat beliau dapat mempertahankan keraton sebagai destinasi sejarah. Dibukanya Keraton Kasepuhan sebagai destinasi wisata memberi banyak efek positif bagi masyarakat. Tentu berpulangnya beliau ini jadi sesuatu kehilangan besar," ujarnya.(Fanny/Iskandar)