Kasus Pelecehan Seksual di Cirebon Masih Tinggi

11 Januari 2022, 22:24 WIB
KEPALA Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) setempat, Ida Laela Rukaeda.* Ist/KC

CIREBON, (KC Online).-

Kasus pelecehan seksual di Kabupaten Cirebon masih tinggi dan mendominasi. Kebanyakan korbannya usia anak-anak dan pelakunya mayoritas orang terdekat, bahkan ada juga tokoh agama.

Berdasarkan data di Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) setempat, selama 2021 lalu jumlah kasus pelecehan seksual dan kekerasan yang masuk berjumlah 55 kasus. Namun dari jumlah tersebut kasus pelecehan seksual mendominasi.

"Kasus tersebut terjadi terhitung awal tahun hingga akhir tahun lalu. Korbannya bervariatif, mulai usia anak hingga dewasa. Untuk usia dewasa sendiri lebih cenderung pada kasus KDRT," kata Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) setempat, Ida Laela Rukaeda, belum lama ini.

Meski demikian, lanjut dia, jumlah 55 kasus selama 2021 hanya yang masuk ke dinasnya. Sangat dimungkinkan kasus pelecehan seksual dan kekerasan yang tidak masuk ke pihaknya, tapi ke lembaga atau instansi lainnya juga banyak.

"Itu hanya kasus pada kami, mungkin masih banyak kasus lainnya yang sudah masuk ke Polres di PPA, lembaga masyarakat, atau juga mungkin banyak yang belum terlaporkan," katanya.

Pihaknya sangat disayangkan, mengingat pelaku pelecehan merupakan orang terdekat korban. Bahkan di antaranya terdapat keluarga, kerabat, tetangga, marbot, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Ida melanjutkan, untuk trauma healing para korban, sejauh ini secara kasat mata keceriaan terlihat kembali. Namun perihal psikologisnya apakah sudah total sembuh atau belum dapat dipastikan.

"Mereka belum dapat terlihat secara kasat mata ya, hanya perubahan sedikit demi sedikit secara psikologis terlihat ceria tidak murung lagi. Terkait fisik para korban belum muncul tanda-tanda adanya infeksi atau semacamnya," ungkap Ida.

Sementara itu, Wakil Bupati Cirebon Hj. Wahyu Tjiptaningsih meminta dinas terkait agar lebih memperhatikan psikologis korban pelecehan seksual. Sebab, setelah kejadian itu korban pastinya menutup diri dan tidak mau bergaul dengan temannya karena kurang percaya diri.

“Biasanya korban lebih menutup diri. Depresi. Tidak mau bergaul dengan lingkungannya lagi. Karena, kejadian ini berpengaruh pada psikologisnya. Bisa jadi traumatik tidak sampai menikah,” kata Wabup.(Ismail)

Editor: Ajay Kabar Cirebon

Terkini

Terpopuler