PEMILU 2024 : Rais Syuriah PBNU, PPP dan PKB lahir dari Rahim NU, Harus Akur dan Tak Boleh Saling Memusuhi

12 Maret 2023, 15:47 WIB
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Musthofa Aqil Siroj tengah memberikan sambutan dalam peringatan Harlah 1 Abad NU tingkat Majalengka Sabtu 11 Maret 2023 /Jejep/

 

KABAR CIREBON - Peringatan hari lahir (Harlah) 1 Abad NU tingkat Kabupaten Majalengka berlangsung meriah dan sukses. Kegiatan besar dan baru pertama dalam sejarah NU Majalengka itu menyuguhkan lima agenda besar. Di antaranya kirab merah putih, resepsi harlah, panggung rakyat, tawassul tahlil serta Majalengka bermunajat (tausyiah dan istigosah).

Dari rangkaian itu menghadirkan salah seorang Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muhamad Musthofa Aqil Siroj. Selain mengisi tausyiah dan doa dalam acara tersebut, ada sesuatu yang menarik dari pernyataan tokoh nasional tersebut.

Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon Jawa Barat ini dalam sambutanya itu menyentil mengenai partai politik (Parpol) yang lahir dari rahim NU.

Baca Juga: Bupati dan Para Tokoh Usulkan Pendiri NU asal Majalengka,KH Abdul Chalim Jadi Pahlawan Nasional. Ini Kiprahnya

"Fakta sejarah telah mencatat, bahwa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan partai yang lahir dari rahim NU. Maka kedua parpol ini harus akur dan tak boleh saling memusuhi, apalagi saling menjatuhkan," ujar alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dalam sambutanya, Sabtu 11 Maret 2023.

Menurut adik kandung dari mantan Ketua Umum PBNU Periode 2010-2022, Prof Dr KH Said Aqil Sirodj ini, PPP yang lahir 5 Januari 1973 itu, sebelumnya fusi atau penyederhanaan dari empat partai keagamaan yang terdiri dari Nahdlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), dan Parmusi.

"Penggabungan empat partai keagamaan ini bertujuan untuk menyederhanakan sistem kepartaian di Indonesia dalam menghadapi pemilu Orde Baru tahun 1973," kata Kang Muh nama sapaanya, ketika ditanya para wartawan usai sambutan kegiatan tersebut.

Baca Juga: Pelaksanaan Harlah 1 Abad NU Majalengka Berlangsung Meriah dan Semarak. Hadad Alwi Hipnotis Ribuan Warga NU

Bahkan ketika membuat logo atau lambang PPP itu dibuat oleh salah seorang pendiri NU bernama KH Bisri Syansuri. Beliau itu kemudian melakukan istikharah kepada Allah SWT dan munculah lambang kabah.

Namun ternyata lambang itu mendapatkan penolakan keras dari Presiden Soeharto kala itu dan mengancam akan membubarkan seluruh partai Islam tersebut. Tapi para ulama dan kiai saat itu tetap bersikukuh, hingga akhirnya tetap berlambang kabah hingga saat ini.

Sedangkan PKB sendiri didirikan oleh para kiai NU awal mulanya itu hanya sebatas biro politik. Pendirian PKB itu setelah presiden Soeharto lengser dari kekuasanya. PKB lahir pada 23 Juli 1998 oleh para kiai dari Nahdlatul Ulama (NU), di antaranya Abdurrahman Wahid (Gusdur) Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Mustofa Bisri, dan A Muhith Muzadi.

Baca Juga: Puluhan Ribu Orang Bakal Hadiri Puncak Peringatan 1 Abad NU Majalengka di Talaga. Ini 5 Agenda Acara Akbarnya

"Oleh karena itu, kedua partai ini harus akur, tidak boleh tidak ada harus tetap ada.Karena pendirinya itu ulama dan kiai kiai dari NU,"ucap Ketua Majelis Syariah DPP PPP ini.

Ditanya mengenai sikap politik warga NU jelang Pemilu 2024, ia menegaskan bahwa sampai saat ini NU tidak berpihak dan menunggu arahan dan petunjuk dari para ulama dan kiai."Belum, masih menunggu istikharah dari para kiai,"katanya.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Jawa Barat H Pepep Saeful Hidayat tidak berbicara banyak perihal PPP lahir dari NU. "Itu tak perlu dikomentari, karena itu fakta sejarah. Bahwa PPP itu lahir dari empat partai salah satunya NU,"ucapnya saat menghadiri Harlah 1 Abad NU tingkat Majalengka.***

Dapatkan berita berita Kabar Cirebon lainnya di Google News

 

 

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler