Kinerja Pemkab Kuningan Rendah? ICMI Bersama Tokoh Masyarakat Kritisi Capaian Visi Kuningan MAJU Acep-Ridho

5 Juni 2023, 18:50 WIB
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasai Daerah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menggelar ‘Academic Discussion Club’ mengupas capaian visi “Kuningan Maju Berbasis Desa 2023” dari Bupati dan Wabup, H. Acep Purnama – HM. Ridho Suganda, Minggu 4 Juni 2023 malam.* /Erix Exvrayanto

KABAR CIREBON — Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasai Daerah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menggelar ‘Academic Discussion Club’ mengupas capaian visi “Kuningan MAJU Berbasis Desa 2023” dari Bupati dan Wabup, H. Acep Purnama – HM. Ridho Suganda.

Giat Academic Discussion Club berlangsung di gedung STKIP Muhammadiyah Kuningan, dengan mengundang sejumlah tokoh dari berbagai elemen masyarakat Kabupaten Kuningan, pada Minggu, 4 Juni 2023 malam.

 Baca Juga: UMY Makin Mendunia, THE Impact Rankings Akui Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Kelas Dunia

Ketua ICMI Orda Kabupaten Kuningan, Nanan Abdul Manan, ketika membuka acara mengemukakan bahwa Academic Discussion Club merupakan amanat SILAKDA (Silaturahmi Kerja Daerah) 1 ICMI Kuningan.

Esensi kegiatan tersebut dilaksanakan ICMI Kuningan setidaknya ada pada dua dimensi besar. Yakni, analysis oriented program atau program yang bersifat pengkajian, konseptual dan narasi. Dan, practical oriented program atau program yang bersifat kegiatan langsung bersama masyarakat umum.

 Baca Juga: Legenda Sensei Omita Olga Ompi Sebut UKM Karate UPN Veteran Yogyakarta Menginspirasi Kampus Lain

“Academic Discussion Club (ADC) yang diprakarsai oleh Divisi Riset dan Teknologi bertujuan untuk membuka ruang diskusi bagi semua masyarakat Kuningan dari berbagai ekspertise. Diskusi ini hadir sebagai piranti komunikasi terbuka bagi para pihak yang memiliki ide genuin dalam konteks pembangunan Kabupaten Kuningan,” terang Nanan.

Kegiatan tersebut dilandasi, sambung Ketua ICMI Kuningan, mengingat masih banyak narasi-narasi sepihak yang memberikan persepsi tentang program maupun capaian pembangunan Kuningan, dirasa belum terkonfirmasi secara holistik.

“Disinilah ICMI Kuningan hadir untuk menjadi bridging atas kekakuan dialog dan ketersumbatan komunikasi para pakar yang sangat strategis untuk didiskusikan,” jelasnya.

 Baca Juga: Jembatan Kretek 2 Bantul Istimewa Tahan Gempa Perkuat Akses Jalur Lintas Selatan Jawa, Senilai Rp364 Miliar

Suasana diskusi berjalan hangat. Bupati Kuningan H. Acep Purnama, mengutarakan, Kuningan MAJU Berbasis Desa itu karena semuanya berawal dari desa. Dan, dikatakannya saat ini di Kabupaten Kuningan sudah tidak ada lagi desa tertinggal.

“Kecamatan Cimahi, Ciawigebang, Cidahu, Kalimanggis, Darma, yang semula merupakan kecamatan miskin, tapi sekarang sudah berubah menjadi baik,” katanya.

Penyebutan Kecamatan Darma sebagai kecamatan miskin disanggah oleh seorang pengamat dari Merah-Putih Institute Boy Sandi, bahwasannya Kecamatan Darma tidaklah masuk kategori miskin.

 Baca Juga: Kilas Pitulas Refleksi Gempa Jogja 2006 Digelar Pewarta Foto Indonesia

Ia pun mengkritisi soal pembangunan daerah sektor pariwisata harus berdasarkan zona kawasan bukan obyek wisata, bahwa Dinas Pariwisata telat melakukan akselerasi terkait hal ini. “Misalnya, kasus pengendalian kawasan palutungan harus segera dibereskan,” ujar Boy.

Kemudian, pengamat senior Kabupaten Kuningan, Sujarwo a.k.a Mang Ewo turut menimpali ihwal kinerja pemerintahan. Di mana ia mengkritisi peran dan fungsi Anggota Dewan di DPRD Kuningan malah sebagai pembela eksekutif.

“Belum mendengar dewan menjalankan fungsi kontrol terhadap eksekutif. Dewan malah begitu mesra dengan Pemda Kuningan, khususnya untuk Pa Dede Sembada (Anggota DPRD dari Fraksi PDIP, juga mantan Plt Bupati Kuningan—Red). Beliau lebih mirip jubir pemda daripada seorang dewan,” tandas Mang Ewo.

 Baca Juga: Jadwal Persib Liga 1 Musin Depan, Laga Perdana Versus MU

Argumen pengamat tersebut langsung dijawab oleh Wabup Kuningan, Ridho Suganda. Mengenai anggota DPRD atas nama Dede Sembada (Desem) ditanggapinya bukanlah jubir pemda, tapi hanya sekadar memudahkan tugas eksekutif.

“Pak Desem itu bukan jubir pemda tapi memudahkan tugas kami (bupati & wabup),” sahut Wabup.

 Baca Juga: Ganjar Pranowo Nikmati Kuliner Nasi Jamblang, Paling Suka Ikan Asin Jambal Roti Cirebon

Ridho Suganda menanggapi pula soal solusi terkait kemiskisnan harus ada jalan untuk kran investasi. Apalagi menurutnya Kabupaten Kuningan merupakan kabupaten yang tidak dilintasi jalan tol dan jalur kereta api.

“Salah satu solusi untuk Kuningan yakni digitalisasi. Dan seluruh pembangunan harus berbasis pariwisata,” ujarnya.

 Baca Juga: Done! Tim 8 KPP ‘Deal’ Tetapkan Nama Cawapres Anies Baswedan

Sementara itu, dari kalangan akademisi, Fahruz Zaman Fadhly yang juga pengurus ICMI Kuningan, menyoroti masalah angka pengangguran di Kabupaten Kuningan yang cukup tinggi pada tahun 2021 berjumlah 59rb naik dr 2020. Kondisi ini menurutnya merupakan akibat dari tidak adanya treatment untuk mengatasinya.

Dibeberkannya data oleh Fahruz, IPM Kabupaten Kuningan di bawah rata-rata IPM Jawa Barat dan Nasional. Kondisi rata-rata lama sekolah di Kuningan yakni 7.8 tahun. Ditambah hasil survei terhadap mahasiswa, tidak mendapatkan beasiswa dari pemda.

 Baca Juga: IPM Rendah, Pemkab Gandeng UPN Jakarta Bahas Solusi

“Saya juga ingin mengkoreksi Pak Desem. Ternyata benar apa yang disampaikan lebih mirip juru bicara eksekutif. Kesimpulan secara kualitatif, kinerja Pemda Kuningan rendah,” tandasnya.

Adapun sorotan lainnnya dari pengurus ICMI Kuningan diungkap Eman yang merupakan Dosen Unisa menyebut Kabupaten Kuningan masuk 7 kota intoleran nasional.

Lalu ia mengusulkan harus adanya ukuran indikator keberhasilan keagamaan bukan hanya toleransi melainkan tentang sarana ibadah.***

 
Editor: Erix Exvrayanto

Tags

Terkini

Terpopuler