Sultan Arief Tabuh Bedug Samogiri

- 23 April 2020, 16:06 WIB

Pertanda Masuknya Bulan Suci Ramadan

DUA buah pemukul dipegang oleh Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan PRA Arief Natadiningrat. Tak berapa lama, dua pemukul itu ditabuhkan untuk memukul bedug Samogiri, bedug yang usianya sudah ratusan tahun.
Bedug tersebut berada di depan Langgar Agung Keraton Kasepuhan. Irama yang merdu dimulai dari nada rendah hingga nada tinggi. Setelah itu, pemukul diberikan kepada abdi dalem dan mereka secara bergantian memukul bedug.
ìIni sebagai pertanda masuknya bulan suci Ramadhan,î ungkap Arief, Kamis (23/4/2020), di sela tradisi dlugdag di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Namun, lanjut Arief, ada yang berbeda dengan pelaksanaan sejumlah ritual yang rutin dilakukan sebelumnya di bulan suci Ramadhan. ìDi masa pandemi Covid-19 ini, sejumlah kegiatan memang tidak dilakukan,î ungkap Arief.
Sejumlah kegiatan yang tidak dilakukan yaitu salat tarawih berjamaah, buka puasa bersama anak yatim dan abdi dalem, saji maleman bersama ibu-ibu, salat Idul Fitri dan silaturahmi Sultan Sepuh dengan para wargi dan abdi dalem serta masyarakat luas.
ìAlhamdulillah, tradisi dlugdag ini masih bisa dilaksanakan,î ujar Arief.
Sekalipun tetap dilakukan, pihak keraton tetap mengikuti prosedur pencegahan penyebaran Covid-19, yaitu saling menjaga jarak. Wartawan yang biasanya ramai meliput juga diminta harus menjaga jarak aman dengan Sultan Sepuh yang tengah menabuh bedug. Bahkan Sultan Sepuh juga menggunakan masker serta wartawan yang meliput juga diminta untuk menggunakan masker. Bahkan Salat Ashar berjamaah yang biasanya dilakukan sebelum tradisi dlugdag juga ditiadakan.
Pihak keraton, lanjut Arief tetap akan mengikuti anjuran MUI untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. ìMungkin ada tadarus di langgar alit nanti malam,î katanya.
Tadarus dilakukan di langgar alit yang memang lebih kecil dan tetap memperhatikan prosedur pencegahan Covid-19. Untuk tradisi maleman sebelum 10 hari menjelang berakhirnya bulan Ramadhan yaitu dengan menyalakan delepak lilin dan membakar ukup, menurut Arief, tetap dilakukan.
ìTerutama di malam-malam ganjil. Namun untuk pembuatan sajinya, yaitu delepak lilin dan ukup (kemenyan) hanya dilakukan oleh pihak keluarga saja, biasanya ibu-ibu abdi dalem dan wargi Keraton Kasepuhan dilibatkan dalam pembuatan saji maleman tersebut" tuturnya.
Selanjutnya Arief juga berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir. ìMari kita sama-sama berdoa semoga pandemi ini bisa segera berakhir,î katanya. (Fanny/KC)

Editor: Dodi Kabar Cirebon


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah