BPNT Melalui E-Warung Dikeluhkan

- 24 April 2022, 22:25 WIB
WARGA di Desa Sukaraja Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka tengah mengangkut bahan makanan dari pengadaan BPBT untuk didistribusikan kepada warga beberapa waktu lalu. BPBT yang awal tahun kemarin diberikan kepada penerima manfaat dan bisa dibelanjakan secara bebas di warung manapun kini kembali harus belanja ke E-Warung.* Tati/KC
WARGA di Desa Sukaraja Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka tengah mengangkut bahan makanan dari pengadaan BPBT untuk didistribusikan kepada warga beberapa waktu lalu. BPBT yang awal tahun kemarin diberikan kepada penerima manfaat dan bisa dibelanjakan secara bebas di warung manapun kini kembali harus belanja ke E-Warung.* Tati/KC

KABARCIREBON- Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kembali dilakukan lewat pola lama yakni pengadaan bahan pangan melalui E Warung. Pengadaan seperti ini cukup dikeluhkan penerima manfaat, karena barang yang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan dan barang terkadang basi.
Menurut keterangan sejumlah penerima manfaat, pengadaan BPNT melalui E Warung yakni bahan makanan yang diberikan berdasarkan keputusan pemilik E Warung. Sedangkan penerima manfaat tidak memiliki daya tawar apapun. Namun, harus pasrah menerima beragam barang yang ada hasil belanjaan pemilik warung.
Misalnya saja, menurut mereka, harus bersedia menerima kol yang sudah layu, daging ayam yang tidak segar, apel atau jeruk yang ukurannya sangat kecil dan sebagian sudah membusuk, telur yang sebagian pecah dan juga busuk atau tahu yang kualitasnya jelek. Padahal, semua harga lebih mahal dibanding harga pasar.
“Kemarin gembira sudah bisa belanja bebas ke warung lain dan pasar asal ada nota pembelian. Dengan begitu, bisa belanja bebas dan kuantitas lebih banyak serta kualitas lebih baik,” kata seorang penerima manfaat adal Cigasong.
Hal serupa disampaikan penerima manfaat asal Kelurahan Majalengka Wetan. Penyaluran BPNT dengan bebas belanja bisa membeli barang sesuai kebutuhan dan selera keluarga. Pihaknya, bisa mengatur belanjaan dan tidak perlu belanja sekaligus dengan jumlah banyak.
“Kalau dari E Warung belanja harus sekaligus, jadi barang mentah yang diterima pun harus dimasak. Padahal, kami ingin barang yang ada bisa awet. Bisa cukup untuk dua minggu, jika mungkin. Coba saja yang diterima daging ayam sekilo, daging sapi setengah kilo, tahu. Semua itu harus dimasak sekaligus. Karena jika disimpan akan basi. Kalau yang punya lemari es bisa digodog dimasukan lemari es, sementara saya kan di rumah tidak tersedia lemari kulkas, dan saya yakin banyak orang yang tidak punya kulkas," ungkap Wida salah seorang anak dari penerima bantuan.
Warga lainnya menyebut, penyaluran BPNT melalui E Warung akan ada kecenderungan terjadinya monopoli tidak memiliki dampak atau pemerataan pembelanjaan kepada pedagang kecil lain. Padahal idealnya, dari program BPNT ada pemberdayaan dan dampak ke pedagang lain.
Ini terjadi karena pembelanjaan E Warung langsung dilakukan di pabrik-pabrik atau pegusaha besar yang langsung datang bekerjasama, atau difasilitasi oleh pihak-pihak lain yang ingin mengambil keuntungan dari pengadaan BPNT tersebut.
Mimin, pedagang ayam potong di Pasar Majalengka misalnya. Dia menyebutkan, dengan bebas pembelanjaan seperti yang dilakukan bulan kemarin, pedagang di pasar ikut menikmati ramainya pasar karena banyak penerima bantuan yang belanja ke pasar.
“Kalau belanja ke E Warung kan langsung disuplai oleh pengusaha besar, pedagang kecil tidak menikmati. Jadi ya pengusaha besar semakin besar yang kecil semakin terpuruk karena sepi konsumen.” ungkapnya.
Menurutnya, ketika ada bantuan ke masyarakat secara langsung atau terjadi pencairan sertifikasi terhadap guru, itu sangat berpengaruh pada pedagang pasar, omset penjualan bisa meningkat.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Majalengka Gandana Purwana mengatakan, Kementrian Sosial mengubah kembali pola penyaluran BPNT dari bebas belanja ke E Warung.
“Dengan dibebaskan belanja itu cukup menguntungkan penerima manfaat, warung terdekat juga bisa ikut menikmati dampaknya," ungkap Gandana.(Tati/KC)

Editor: Alif Kabar Cirebon


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x