“Belajar di ruang kelas yang rusak ini yang kasihan itu murid-murid, kami khawatir saat belajar tiba-tiba lagit-langit ruangan atau jendela roboh menimpa anak. Kami berharap hal seperti ini jangan sampai terjadi.” ungkap Durahim yang berharap sekolahnya bisa segera mendapat rehab agar kegiatan belajar mengajar (KBM) bisa lebih aman dan nyaman seperti halnya di sekolah lain.
Menurut Durahim, pihaknya sudah beberapa kali mengajukan permohonan perbaikan gedung sekolah, proposal sudah dibuat berulang kali. Namun perbaikan tak kunjung dilakukan.
Zikri dan Sapa, murid kelas VI yang tengah menjalani ujian akhir sekolah mengatakan, mereka ingin sekolahnya baik seperti gedung sekolah di tempat lain. Zikri menyebutkan, suatu saat ketika belajar sempat yaris bubar karena hujan disertai angin. Air hujan masuk ke jendela terhempas angin, sehingga semua murid mepet ke tempat yang tidak kena cipratan air.
Nana, salah seorang orang tua murid berharap pemerintah daerah segera memperhatikan kondisi sekolah yang rusak apalagi nyaris ambuk. Kalau tidak segera diperbaiki kondisi ini akan mengancam keselamatan murid dan guru di sekolah.
“Mending kalau ambruknya terjadi saat malam yang tidak ada murid di sekolah, kalau ambruk siang hari ketika murid sedang belajar, nanti orang tua bisa menyalahkan guru dan sekolah,” keluhnya.(Tati)