Salat di Masjid Nabawi Lebih Baik dari 1.000 Salat di Masjid Lain

- 17 Juni 2022, 21:26 WIB

Laporan- Wartawan Kabar Cirebon- Jejep Falahul Alam

"BARANG shalat di masjid Rasulullah Saw, maka sungguh aku pernah mendengar beliau bersabda: Salat di masjidku (masjid Nabawi) lebih baik dari seribu salat di masjid lainnya, selain masjid Kakbah (masjid yang di dalamnya terdapat Kakbah)." (HR. Muslim dan An-Nasa’i).

Masjid Nabawi atau dikenal dengan Masjid Nabi di Kota Madinah Arab Saudi, merupakan masjid terbesar kedua di dunia setelah Masjidil Haram.

Masjid ini merupakan masjid yang paling disucikan umat Islam di berbagai penjuru dunia. Jika memasuki musim umroh, apalagi haji, jemaah yang beribadah dan berziarah tumpah ruah bisa mencapai lebih dari 1,5 juta orang. Mereka datang dari berbagi negara dengan beragam adat istiadat, suku, bangsa, bahasa, dll.

Jika merunut sejarah, masjid ini sebenarnya merupakan bekas rumah Rasulullah yang beliau tinggali setelah Hijrah (pindah) ke Madinah pada 622 M. Masjid ini berada di bawah perlindungan dan pengawasan Penjaga Dua Tanah Suci. Di dalam masjid ini juga terdapat Makam Nabi Muhammad Saw, beserta Khalifah Rasyidin Abu Bakar As-Shidiq dan Umar  bin Khatab. Makam ini dapat terlihat atau ditandai di luar masjid dengan adanya Kubah Hijau yang berada di atapnya.

Mengutip dari wikifedia, awal mulanya masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi atap sekitar 3,5 m. Seiring dengan perkembangan zaman, mengalami berbagai renovasi oleh masing masing kerajaan yang berkuasa pada saat itu, hingga saat ini.

Renovasi pertama kali dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 H. Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H, sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m², di tambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 535.000 jemaah.

Banyak keutamaan

Banyak sekali keutamaan dan keberkahaan masjid yang dibangun oleh Rasulullah Saw ini dan para sahabat ini. Salah satu masjid yang suci dan sangat istimewa ini, banyak pahala yang diperoleh jika umat Islam salat di dalamnya dan pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah Swt. Hal itu  disebutkan dalam kitab Shahiihul Bukhari dan Shahiih Muslim. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Saw bersabda:

“Salat di masjidku ini lebih baik daripada seribu salat yang dilakukan di masjid lain selain Masjidil Haram.” (Muttafaq ‘alaih).

Jadi saat jemaah melaksanakan salat di Masjid Nabawi ganjarannya sangat berlipat ganda. Sehingga tidak berlebihan setiap waktu salat jemaah membludak. Bahkan dari pantauan langsung Kabar Cirebon di Madinah, jika jemaah ingin mendapatkan shaf pertama harus datang lebih awal. Minimalnya 2 jam sebelum salat lima waktu tiba. Sebab jika tidak demikian tidak akan kebagian tempat. Karena setiap jemaah itu akan berebut dengan cara berlari dan berdesak-desakan jika ingin salat di dekat imam masjid. Jika kapasitas sudah penuh akan dijaga ketat oleh pihak keamanan dan jemaah dialihkan mencari tempat yang kosong.

Selain itu, faedah lainnya berdasarkan keterangan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah Saw bersabda, di Masjid Nabawi ada tempat berukuran kecil yang diisitimekan. Tempat yang berjarak dengan rumah Nabi dan mimbar itu dikenal dengan taman surga atau ar-Raudhah.

"Ruang yang terletak di antara rumahku dan mimbarku adalah taman (Raudhah) dari taman-taman surga, sedangkan mimbarku berada di atas telagaku. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kemudian ketika para jemaah ada di dalam Masjid Nabawi disunahkan agar mendapatkan ganjaran pahala, berziarah ke Makam Nabi Muhamad Saw dan Abu Bakar Shidiq dan Umar Bin Khatab. Perbanyak pula membaca shalawat nabi dan salam saat di perjalanan menuju makam dan pelankan suara.

Namun kendati demikian, ada beberapa etika atau adab saat jemaah hendak ke masjid Nabawi. Antara lain, pertama, harus membersihkan diri, bersuci dan menggunakan wewangian serta mengindari bau yang tidak sedap saat mengunjungi Masjid Nabawi.

Dahulukan kaki kanan dan kaki kiri saat keluar. Hal ini sebagaimana dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata.

"Termasuk sunnah jika kamu memasuki masjid dengan mendahulukan kaki kananmu. Dan jika kamu keluar kamu mendahulukan kaki kirimu." (HR: Al-Hakim).

Adab lainnya, kedua melaksanakan salat dua rakaat tahiyatul masjid. Ketiga, memperbanyak zikir, kepada Allah, berdoa, membaca shalawat kepada Nabi Muhamad. Lalu, membaca Alquran dan melaksanakan salat nafilah di luar waktu yang dilarang. Disunahkan bagi para peziarah Masjid Nabawi untuk juga berziarah ke Al-Baqi’ dan pekuburan para Syuhada’ Uhud. Hal ini karena Nabi dulu biasa menziarahi mereka di gunung Uhud dan mendoakan mereka.

Ketua Tim Pemandu Ibadah Haji Indonesia H Faizal Fikri Kloter 11 Jakarta-Bekasi menuturkan, "Ada beberapa masjid megah lain yang bisa diketahui para jemaah Indonesia ketika berada di seputaran Masjid Nabawi, seperti Masjid Imam Bukhari hingga Masjid Abu Bakar," katanya.

Menurutnya, lokasi masjid-masjid itu cukup dekat hingga bisa dijangkau dengan cara berjalan kaki saja. "Kalau Masjid Imam Bukhari itu merupakan masjid terdekat dari Masjid Nabawi. Selain memiliki bentuk yang apik, masjid ini juga nyaman untuk disinggahi para jemaah haji," kata dia saat memberikan soalisasi kepada jemaah haji asal Majalengka.***

Editor: Ajay Kabar Cirebon


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x