Disdik Tegaskan Isu Atap SMP Ambruk Hingga Makan Korban tidak Benar

- 30 September 2022, 19:54 WIB
Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, Ronianto.*Iwan/KC
Kepala Disdik Kabupaten Cirebon, Ronianto.*Iwan/KC

KABARCIREBON- Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Cirebon, H Ronianto menegaskan, isu atap SMPN 1 Klangenan ambruk hingga memakan korban, tidaklah benar. Menurut dia, atap sekolah itu memang tengah direhab dan tidak ada KBM.

Seperti diketahui, ramai beredar isu atap ruang kelas di SMPN 1 Klangenan mengalami ambruk. Hingga menimpa siswa yang saat itu sedang melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Sontak saja, membuat gaduh di kalangan pejabat Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon.

Ronianto selaku Kadisdik Kabupaten Cirebon pun, langsung turun meninjau lokasi sekolah. "Saya tegaskan, kabar yang telah beredar itu, tidaklah benar. Ruang kelas ini bukan ambruk. Ini sedang kita rehab. Ada 3 ruang kelas yang kita rehab," kata Roni saat meninjau di lokasi, Jumat (30/9/2022).

Memang, kata Roni, pada saat pengerjaan ada insiden. Tepatnya ketika memasang bagian atap bangunan, salah satu material bangunan yang sedang dipasang jatuh. Menimpa pekerja yang saat itu berada di bawahnya. "Menimpa pekerja saja. Itupun luka ringan. Bukan luka berat. Bukan menimpa siswa yang sedang KBM. Enggak benar itu," katanya.

Jadi, kata dia, tidak benar kalau informasi yang beredar bahwa sekolah ambruk pada saat KBM berlangsung. "Itu tidak ada. Tidak benar. Sekolah ini sedang kita rehab, dan sedang dipasang rangka atap dari baja ringan bagian kuda-kuda. Tapi ternyata pada saat dipasang, jatuh. Jadi saya tegaskan tidak benar kalau ada berita SMPN 1 Klangenan ambruk menimpa siswa. Tidak benar itu," ungkapnya.

Roni menjelaskan, insiden itu tepatnya pada Rabu (28/9/2022). Ternyata insiden itu menimbulkan informasi yang salah kaprah. Kendati demikian, lanjut Roni, proses rehab tetap akan dilanjutkan. "Karena kita menargetkan sampai 3 November nanti selesainya. Ini (anggaran,red) berasal dari bantuan provinsi (Banprov)," katanya.

Selain itu, Roni menjelaskan, saat ini di Kabupaten Cirebon ada banyak sekolah dalam kondisi rusak. Khususnya untuk gedung sekolah dasar (SD). "Untuk gedung sekolah dalam keadaan rusak yang banyak di SD. Kami pun sedang berusaha untuk bisa mendapatkan bantuan. Baik dari pemerintah pusat ataupun dari pemerintah provinsi," katanya.

Sementara untuk di tataran SMP, lanjut dia, hanya ada beberapa saja, gedung sekolah yang dalam keadaan rusak. Setidaknya, Disdik mencatat, ada 2 sekolah. "Untuk SMP, relatif lebih baik. Kalaupun ada, tidak terlalu banyak. Hanya dua sekolah. Yakni SMPN 2 Plered dan SMPN 2 Gunung Jati," katanya.

Tapi, untuk SMPN 2 Gunungjati, lanjut Roni, sudah dianggarkan. Dapat bantuan anggaran dari DPUTR. Bahkan tercatat prosesnya itu di tahun 2020 lalu. Hanya saja, terkendala, mengingat saat itu dalam nuansa pandemi Covid-19. "Jadi di cancel. Mudah-mudahan tahun depan bisa direalisasikan," ungkapnya.

Adapun untuk kegiatan rehabilitasi sekolah, yang saat ini sedang dilaksanakan, selain di SMPN 1 Klangenan, juga ada dibeberapa sekolah lainnya. "Yang rehab dari APBD Kabupaten, dan Banprov selain disini, juga ada disekolah lainnya. Sekitar 20 sekolah," katanya.(Ismail/KC)

Editor: Alif Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x