Bahkan menurut catatan sejarah kata Yandri, jejak perjuangan KH Abdul Chalim dalam hari santri sangat besar. Karena pada 22 Oktober 1945, KH Abdul Chalim turut bergerak mengumpulkan massa, untuk berperang menentang kembalinya penjajahan Belanda dan Sekutu di Surabaya.
Penggalangan massa ini dijalankan sesuai arahan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari, yang mengumandangkan resolusi jihad. Sedangkan kapasitasnya sebagai anggota MPRS tahun 1955, membuktikan bahwa Abdul Chalim adalah seorang politisi religius.
"KH. Abdul Chalim juga telah memberi contoh bahwa santri dan ulama tidak menghindari panggilan dunia politik. Dengan menjadi anggota legislatif kita berkontribusi secara maksimal membangun bangsa. Karena itu, bangsa Indonesia harus meneruskan semua perjuangan yang pernah dilalui KH. Abdul Chalim, dengan mengangkatnya menjadi pahlawan nasional," tegasnya.
Menutup sambutannya ia menjelaskan, seminar nasional ini sebagai upaya ikhtiar semua pihak agar KH Abdul Chalim bisa dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Kendati saat ini banyak sekali rintangan dan dinamika yang terjadi dalam pengusungan beliau. Terutama dalam melengkapi berbagai data yang ada saat ini. Jangan hanya sebatas pengakuan lisan, tanpa disertai dengan bukti dan dokumen yang memperkuat peran dan kiprahnya.
"Insha Allah kita harus yakin. Usaha kita akan terus maksimalkan, agar KH Abdul Chalim menyandang gelar pahlawan nasional. Kita pun akan terus mengawal administrasi, dokumen dan persyaratannya lainnya agar ini bisa terwujud,"tutupnya.***