KABARCIREBON - Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Cirebon kesulitan melakukan ekspor produk yang dihasilkannya. Mereka kesulitan ekspor karena terbentur dengan berbagai persyaratan dan ketentuan yang tidak dapat dipenuhi UMKM.
Kadis DKUKMPP Kota Cirebon Iing Daiman mengatakan, di Kota Cirebon dari sebanyak 2.276 UMKM, yang go internasional baru mencapai 10%. Sedangkan, dari sebagian besarnya itu masih mengandalkan potensi pasar lokal.
"Bukannya tidak siap, namun karena ada beberapa persyarakat harus dipenuhi, sebagian besar dari UMKM dari Kota Cirebon ini kesulitan menembus pasar internasional," ungkap Iing Daiman kepada Kabar-Cirebon.com di sela acara Pekan Qris Nasional (PQN) diselenggarakan Bank Indonesia Cirebon pada Minggu, 20 Agustus 2023.
Menurut Iing, tantangan UMKM lainnya, karena sebagian besar home industri ini memiliki persediaan stok yang sangat terbatas. Sehingga dengan kondisi tersebut juga membuat kesulitan para UMKM untuk melakukan ekspor secara mandiri.
"Meski demikian, kami bersama Bank Indonesia (BI) akan berupaya terus mengkurasi kualitas UMKM, baik itu dari sisi produk maupun SDM-nya untuk menuju pasar ekspor," tambah Iing.
Bertolak belakang dengan kondisi produk ekspor UMKM, menurut Iing lagi, trend investasi di Kota Cirebon justru alami peningkatan.
Baca Juga: Review Kuliner Kuningan : Lanai Resto vs Pawon Botram, Adu Racik Masakan Khas Sunda
"Seperti halnnya fashion, kuliner kenaikannya bisa diatas 60%. Namun, kalau untuk display produk, ruang workshop, ruang prodak maupun IKM untuk pelatihan membikin caption, dari
hasil diskusi kam itu, perlu ada masukan dari luar," paparnya.***