Ini penting, agar narasumber ketika mengutarakan statementnya dapat memberikan pencerahan, edukasi dan menambah wawasan pembaca.
"Jika penulisan ini menjadi agenda rutin, selain memberikan pencerahan kepada pembaca, maka wartawan itu akan menjadi cerdas, otaknya tidak bebel, karena setiap hari otaknya selalu diasah untuk selalu berpikir,"tegasnya.
Dia mengaku, dalam menyajikan berita mendalam memiliki jurus 12 tapak naga. Isinya baik dari puisi, panorama, kutipan, pepatah, dll. Semuanya itu harus mampu menggambarkan suasana dan mencari lead yang menarik dan mampu memikat pembaca.
"Menulis itu tidak hanya membutuhkan logika, tapi harus mampu membangkitkan emosi. Sehingga dalam rumus kompas itu keras dalam prinsip, lemah lembut dalam menyampaikan, "tuturnya.
Dia menambahkan, saat ini kondisi wartawan di kota dan daerah sangat berbeda, terutama tingkat kesejahteraannya. Namun begitu, menyarankan agar wartawan tetap menjaga harga diri dan marwahnya dalam menghadapi kondisi tersebut.
"Kalau saya usulkan, lebih baik wartawan itu membuat jasa pembuatan buku. Itu selain berkelas dalam mencari tambahan finansial, juga tidak lari dari profesi kita yang latar belakangnya menulis, "ucapnya.
Kritis dan Skeptis
Ketua PWI Kabupaten Majalengka Jejep Falahul Alam Periode 2015-2021 menambahkan, tulisan yang bagus itu ditandai dengan penyajian berita yang membuat pembaca menikmati setiap kalimat demi kalimat.