Baca Juga: Pekan Ini, Wali Kota Cirebon Mutasi Pejabat Eselon II, Ini Kriteria yang Pasti Digeser
Pidato itu menjawab keinginan peserta sidang untuk membicarakan tentang dasar negara Indonesia dengan mengusulkan Pancasila dan hari ini tanggal 6 Juni merupakan hari lahirnya Bung Karno dan 21 Juni wafatnya Sang Proklamator.
Bung Karno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901, dengan nama Koesno. Berdasarkan sejarah lahirnya itulah, Bung Karno dijuluki Putra Sang Fajar.
“Ketika aku lahir, saat itu bukan hanya awal dari hari yang baru, tetapi juga awal dari abad yang baru. Aku dilahirkan pada 1901.”
Ayahnya Raden Soekemi Sosrodihardjo seorang bangsawan Jawa, seorang guru dan penganut theosofi. Ibunya Ida Ayu Nyoman Rai bangsawan kerajaan Singaraja, Bali.
Hubungan Bung Karno dan ibunya sangat dekat. Pendidikan dari ibunya menekankan pentingnya budi pekerti dan jiwa kesatria dalam para tokoh cerita pewayangan, yang lekat dengan perjuangan hak-hak rakyat tertindas.
Dari kisah pewayangan itu, kesadaran dan semangat perjuangan Bung Karno untuk membebaskan rakyat Indonesia dari penindasan terbentuk. Dari ayahnya, Bung Karno mendapatkan pembelajaran tentang karakter, keterbukaan, kecintaan pada alam dan pemahaman terhadap nilai keutamaan tat twan asi.
Baca Juga: Rest Area SPBU Pertamina Peraih Rekor Muri Konsisten Berikan Layanan Terbaik
Tat twan asi artinya Dia adalah aku dan aku adalah dia; engkau adalah aku dan aku adalah engkau, yang melandasi kuatnya komitmen Bung Karno untuk melindungi makhluk Tuhan.
Sementara itu dari pengasuhnya, Sarinah menginspirasi Bung Karno untuk mencintai ibu, mencintai dan mengasihi orang kecil (peduli terhadap wong cilik), dan mecintai umat manusia.