Network
KABARCIREBON - Kabupaten Sumedang menjadi salah satu daerah di Jawa Barat yang rawan gempa. Sebab, daerah tersebut dekat dengan sejumlah jalur sesar aktif. Kini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geosifiska (BMKG) tengah melakukan kajian survei untuk memastikan penyebab gempa bumi di Sumedang.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita mengungkapkan, gempa bumi magnitudo yang melanda Kabupaten Sumedang dengan kekuatan Magnitudo (M) 4,8 disebabkan oleh sesar aktif yang belum terpetakan.
Dengan demikian penyebab, gempa bumi di Sumedang belum bisa disimpulkan akibat aktivitas Sesar Lembang. Karena, terdapat jalur sesar aktif yang dekat dengan wilayah Sumedang. Itu sebabnya, Sumedang menjadi salah satu kawasan rawan gempa.
Baca Juga: Update Gempa Bumi Sumedang, Terowongan Kembar Tol Cisumdawu Retak
Selain Sesar Lembang, beberapa jalur sesar aktif yang dekat dengan wilayah Sumedang yakni Sesar Baribis dan sesar aktif lainnya yang belum teridentifikasi dan terpetakan.
Sesar Aktif
"Gempa bumi di Sumedang merupakan gempa bumi dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Kami masih melakukan kajian survei lapangan untuk memastikan penyebab gempa. Hasil analisis sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pegerakan geser," tutur Dwikorita.
Sesar sendiri dibagi menjadi dua. Ada sesar aktif dan sesar pasif. Sesar aktif adalah sesar atau patahan yang memiliki aktivitas pergeseran atau pergerakan yang aktif terjadi. Pergerakan sesar aktif inilah yang mampu memicu terjadinya gempa bumi.
Baca Juga: Gempabumi M 4.8 Sumedang, Ini Kondisi 331 Pasien RSUD Sumedang yang Dievakuasi Sementara
Wilayah yang dilalui sebaran sesar aktif adalah wilayah rawan terjadinya gempa bumi. Hal ini dikarenakan sesar atau patahan berupa area. Nah, sesar aktif yang terdekat dengan wilayah Kabupaten Sumedang adalah Sesar Lembang.
Sesar Lembang
Sesar Lembang merupakan patahan geser aktif yang terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sesar Lembang mengalami pertemuan dengan Sesar Cimandiri di Padalarang. Patahan ini memanjang dari Padalarang hingga Jatinangor yang kira-kira memilliki jarak 29 kilometer.
