Kurikulum Merdeka Belajar Menuju Pendidikan yang Inklusif dan Berkualitas

- 12 Mei 2024, 09:42 WIB
Assoc Prof Dr Yudha Febrianta MOr AIFO/Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Assoc Prof Dr Yudha Febrianta MOr AIFO/Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. /IST /
KABARCIREBON - Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun bangsa yang maju dan beradab. Namun, tantangan dalam menyediakan akses pendidikan yang merata dan berkualitas seringkali menjadi kendala utama. Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemendikbudristek memperkenalkan Kurikulum Merdeka Belajar, sebuah terobosan revolusioner yang mengubah paradigma pendidikan di Indonesia.
 
Dasar yuridis Kurikulum Merdeka Belajar tidak hanya bersandar pada kebijakan, tetapi juga pada semangat konstitusi yang menegaskan hak setiap warga negara atas pendidikan yang berkualitas. Hal ini terwujud dalam visi dan misi Kemendikbudristek yang berfokus pada inklusi pendidikan, memastikan bahwa setiap anak Indonesia memiliki akses yang sama terhadap pendidikan tanpa terkecuali.
 
Secara historis, Kurikulum Merdeka Belajar merupakan hasil dari pembelajaran dari masa lalu, menggali kegagalan dan keberhasilan pendidikan sebelumnya untuk menciptakan model pembelajaran yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Filosofisnya, program ini didasarkan pada prinsip kemandirian belajar, mengakui bahwa setiap individu memiliki potensi unik yang perlu ditemukan dan dikembangkan melalui proses pembelajaran yang menyeluruh.
 
 
Dari segi sosiologis, Kurikulum Merdeka Belajar bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya saing. Melalui pendekatan pembelajaran yang berbasis kearifan lokal dan keberagaman budaya, program ini mempromosikan rasa memiliki dan identitas nasional yang kuat di tengah keragaman bangsa Indonesia.
 
Tujuan dari Kurikulum Merdeka Belajar tidak hanya mencakup peningkatan kualitas pembelajaran, tetapi juga memperluas akses pendidikan ke seluruh pelosok negeri, termasuk daerah terpencil. Untuk mencapai hal ini, Kemendikbudristek telah meluncurkan berbagai program pendukung seperti Program Guru Penggerak (PGP), Sekolah Penggerak (SP), dan SMK Pusat Keunggulan (PK) yang bertujuan untuk melatih dan memperkuat kapasitas pendidik di daerah-daerah terdepan.
 
Tidak hanya itu, penggunaan teknologi juga menjadi salah satu pilar utama dalam implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan Awan Penggerak merupakan contoh nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mengatasi tantangan aksesibilitas dan menyediakan sumber daya pembelajaran yang berkualitas bahkan di daerah yang terisolasi.
 
 
Distribusi lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan berjenjang dan pelatihan untuk mengelola buku tersebut merupakan upaya nyata Kemendikbudristek untuk memastikan bahwa setiap sekolah, terutama di daerah tertinggal, memiliki akses ke materi pembelajaran yang relevan dan bermutu.
 
Dengan semua langkah yang telah diambil oleh Kemendikbudristek, Kurikulum Merdeka Belajar menjadi lebih dari sekadar sebuah program pendidikan. Ia menjadi simbol harapan bagi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih inklusif, berdaya saing, dan bermartabat. Dengan terus berkomitmen dan bersinergi, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang memenuhi kebutuhan semua anak bangsa, sehingga Indonesia dapat terus maju dan berkembang di era globalisasi ini.
 
Kolaborasi Kunci Keberhasilan
 
Dalam perjalanan menuju pendidikan yang lebih baik, Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, para pendidik, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan Kurikulum Merdeka Belajar. Diperlukan kerjasama aktif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi, seperti kesenjangan akses, kualitas pendidikan, dan ketidaksetaraan dalam pembelajaran.
 
Kurikulum Merdeka Belajar memberikan landasan yang kokoh untuk memperkuat karakter inklusif dan berdaya saing bagi generasi muda Indonesia. Melalui pendekatan yang holistik dan berbasis teknologi, program ini tidak hanya mempersiapkan siswa untuk menghadapi tuntutan dunia kerja yang semakin kompleks, tetapi juga membentuk pribadi yang berintegritas, kreatif, dan mandiri.
 
Selain itu, Kurikulum Merdeka Belajar juga menawarkan kesempatan bagi pengembangan keberagaman budaya dan kearifan lokal, sehingga setiap siswa dapat merasa diakui dan dihargai dalam proses pembelajaran. Hal ini tidak hanya memperkuat identitas nasional, tetapi juga memupuk sikap toleransi dan kebhinekaan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
 
 
Namun, perlu diakui bahwa perjalanan menuju pendidikan yang inklusif dan berkualitas tidaklah mudah. Tantangan seperti kurangnya infrastruktur pendidikan, keterbatasan sumber daya, dan resistensi terhadap perubahan tetap menjadi hambatan yang perlu diatasi. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak untuk terus berupaya dan berinovasi guna memastikan keberlanjutan dan kesuksesan Kurikulum Merdeka Belajar.
 
Dalam kesimpulannya, Kurikulum Merdeka Belajar adalah tonggak penting dalam perjalanan menuju pendidikan yang lebih baik di Indonesia. Dengan landasan yang kuat dalam aspek yuridis, historis, filosofis, dan sosiologis, serta dukungan dari berbagai program pendukung yang telah diluncurkan oleh Kemendikbudristek, program ini menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi pendidikan Indonesia. Dengan terus bersinergi dan berkolaborasi, kita dapat membawa visi pendidikan yang inklusif, berdaya saing, dan berkeadilan menjadi kenyataan bagi semua anak bangsa.(Oleh: Assoc Prof Dr Yudha Febrianta MOr AIFO/Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto)

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah