Menurutnya, mobil Esemka harus mampu menghadirkan kndaraan yang mempunyai harga dan konsep merakyat sesuai dengan visi dan misi awal.
"Karena mobil Esemka pada awalnya itu berkonsep memproduksi mobil kerakyatan yang berharga terjangkau, apakah mobil listriknya nanti benar-benar akan berharga kerakyatan?,"
"Apakah kualitasnya masih tetap dapat comply dengan standar safety internasional? itu hal yang sangat dinantikan," kata Yannes dikutip kabarcirebon.com dari Antara.
Yannes juga menilai bahwa kehadiran mobil Esemka harus sesuai dengan kaedah awalnya yang akan memberdayakan kulitas pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), UMK, hingga BUMDs untuk ikut serta dalam pembangunan kendaraan yang akan dihadirkan di pasar Indonesia.
"Pertanyaannya apakah mobil Esemka juga masih setia dengan visi awalnya dulu? salah satunya yakni memberdayakan para siswa SMK," katanya.
Jika benar memiliki komitmen mendukung industri otomotif di Indonesia, mobil Esemka harus memenuhi berbagai prsyaratan umum yang memang biasa dilakukan para produsen otomotif.
"Diantaranya adalah keharusan memiliki modal yang cukup besar, karena industri perakitan otomotif membutuhkan biaya produksi yang tidak sedikit, selain itu tenaga kerja yang kompeten dan terlatih, baik dalam hal teknik maupun manajemen," paparnya.