Tabungan tersebut ia gunakan untuk keperluan sekolah. Ia pun memberikan modal tambahan untuk sang ibu jika diperlukan.
"Tabungannya untuk sekolah, dikasih juga ke mamah untuk tambahan modal jualan cilok, jumlahnya gak tentu tergantung mamah mintanya berapa," katanya.
Kisah inspiratif pun terus berlanjut. Usai pulang berjualan, ia tak langsung tidur, tapi juga mencuci pakaiannya sendiri, bahkan menyetrikanya jika sudah kering.
"PR kerjainnya di rumah, kalau belajar bisa sambil jualan, kalau gak pagi. Soalnya kan habis sahur itu nggak pernah tidur lagi, biasanya sambil belajar," ucap bocah yang lebih menyukai roti di banding nasi ini.
Baca Juga: Kepala BKPSDM Majalengka Irfan Nur Alam Mangkir dari Pemeriksaan Kejati Jabar
Kang Dedi Mulyadi menilai anak tersebut telah melampaui pendidikan hidup yang lebih tinggi dari usianya. Sebab, biasanya bocah seusia dia masih sibuk untuk bermain.
"Kamu ini sudah ganteng, pintar, hebat lagi. Kamu sudah melampau sekolah tertinggi dalam hidup, jualan, uangnya ditabung, nyuci sendiri, nyetria sendiri, orang dewasa yang sudah kuliah saja belum tentu bisa seperti itu. Banyak orang dewasa yang masih minta uang ke orang tua, jadi beban orang tua," ujar KDM.
KDM yakin kerja keras sejak dini yang dilakoni Muhammad Habiburahman Ali akan membuahkan hasil. "Orang kerja keras itu, pasti ada jalan menuju keberhasilan. Orang yang kerjanya tidur makin jauh dari kesuksesan," ucapnya.
Baca Juga: PKB dan PKS Majalengka Jajaki Koalisi Paket Juhana-Roni atau Roni-Juhana di Pilkada Serentak 2024