Munas XI MN KAHMI Menjawab Degradasi Bangsa

25 November 2022, 10:39 WIB

MENGHADIRI alot nya rapat yang di gagas oleh Presidium MW KAHMI JABAR semalam, semakin menguatkan diri bahwa kegelisahan atas fenomena pragmatis dan degradasi dalam setiap perhelatan munas dan perhelatan munas sejenis lain nya akan mulai sirna, paling tidak diharapkan berdampak signifikan terhadap proses perkaderan di HMI.

Ketika proses menghadapi perhelatan Munas XI MN KAHMI kali ini, pihak MW KAHMI Jabar mulai mengajak seluruh MD KAHMI nya diarahkan untuk mulai berfikir mengedepankan ide dan gagasan serta kriteria calon dan tidak hanya semata menghitung kekuatan masing - masing calon Presidium MN KAHMI pada Munas XI, tetapi juga menghasilkan calon terpilih yang berkualifikasi terpadu.

Hal ini lah yang kemudian menjadi satu bentuk jawaban atas muncul nya kegelisahan proses perkaderan HMI, ketika ide dan gagasan serta kriteria calon itu menjadi syarat keterpilihan yang mendekati figur ideal untuk membawa Kepribadian berbangsa melalui KAHMI dalam pentas global, maka hal ini pun diharapkan mampu menjawab atas salah satu fenomena degradasi dalam kehidupan berbangsa, karena salah satu penyumbang degradasi kehidupan berbangsa itu adalah prosesi transaksional dalam perhelatan politik yang tidak bermoral.

Di antara gagasan yang menjadi kriteria ini adalah, pertama para MD KAHMI se-Jabar mengusulkan ada nya figur calon yang mampu menempatkan potensi nasional untuk dienjinirisasi sebagai pemantik polarisasi isu strategis secara Nasional maupun secara internasional yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat dalam berbangsa dan bertanah Air Indonesia.

Kedua, para MD KAHMI se-Jabar mengusulkan ada nya figur calon yang mampu mengisi formasi piawai untuk membawa organisasi dengan model manajerial yang tetap mengedepankan model kepemimpinan kolektive kolegial yang integral.

Dua pilihan usulan ide dan gagasan di atas, tidak hanya menjadi agenda issue strategik, tetapi juga akan menurunkan kriteria calon yang berkapasitas dan berintegritas tinggi dalam nafas Islam dan bisa di terima dalam percaturan nasional dan internasional.

Ide dan gagasan di atas pun menurunkan kriteria calon presidium yang berlatar belakang akademisi dan profesional serta didukung oleh calon yang memiliki kemampuan strategi dan taktis sebagai politisi dan pebisnis yang memiliki nafas Islam yang kuat dengan memperhatikan proporsi geografis.

Di sisi lain dengan model manajerial MN KAHMI yang tetap mengedepankan model kepemimpinan kolektif kolegial yang terpadu, maka segala pergerakan KAHMI bisa dipertanggungjawabkan secara egaliter dan akuntabel di hadapan keluarga besar alumni HMI dan seluruh rakyat Indonesia.

Dengan demikian, jika hal di atas di kawal secara baik sampai masa hasil akhir dan pasca Munas, diharapkan muncul para presidium terpilih yang mampu membawa KAHMI tidak hanya dalam percaturan pentas nasional dan global, untuk kesejahteraan rakyat dalam berbangsa dan bertanah air Indonesia, tetapi juga semakin mendekati pada visi kualitas insan cita yaitu terbinanya insan akademik, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan islam dan ikut bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur dan diridhai oleh Allah SWT. (Dadan K. Ramdan/Koorpres MD KAHMI Purwakarta, Provisi Jawa Barat)

Editor: Fani Kabar Cirebon

Terkini

Terpopuler