Nasihat Mati dan Kematian

- 13 Januari 2021, 23:31 WIB
Imam Nur Suharno
Imam Nur Suharno

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud RA beliau berkata, Rasulullah SAW menyampaikan kepada kami dan beliau orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama 40 hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (alaqah) selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama 40 hari. Kemudian diutus kepadanya seorang Malaikat, lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan 4 perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya...” (HR Bukhari dan Muslim).

Di antara pelajaran dari hadis di atas, bahwa ajal atau kematian telah ditetapkan sebelum manusia dilahirkan. Kematian menyambangi siapa saja yang bernyawa (QS Ali Imran [3]:185), tidak ada tawar menawar, dan masing-masing memiliki batasan waktunya (QS al-A’raf [7]: 34). Kematian datang bersifat memaksa dan menghampiri setiap manusia meskipun berusaha menghindarinya (QS Ali Imran [3]: 154), mengejar siapapun meski berlindung di balik benteng yang kokoh (QS an-Nisa [4]: 78), mengejar siapapun meskipun lari menghindar (QS al-Jumu’ah [62]: 8), datang secara tiba-tiba (QS Luqman [31]: 34), dan tidak dapat ditunda dan dipercepat (QS al-Munafiqun [63]: 11).

Kematian tidak mengenal syarat, misalnya, yang paling tua, atau yang paling lama sakit, atau yang sudah menikah. Seringkali kita melayat orang yang meninggal dunia, usianya masih muda, atau dalam keadaan tidak sakit, dan atau belum menikah.

Tidak seorang pun tahu kapan datangnya kematian. Manusia dituntut mempersiapkan diri menghadapinya. Nabi SAW bersabda, “Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR Tirmidzi).

Ketika Nabi SAW ditanya oleh seorang dari Anshar, “Wahai Nabi, siapakah orang yang paling cerdas dan mulia?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan siap menghadapinya. Mereka orang paling cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan di dunia dan kehormatan di akhirat.” (HR Tirmidzi).

Halaman:

Editor: Dodi Kabar Cirebon


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x