Pertemanan

- 12 Juli 2022, 20:45 WIB
Abdul Rozak
Abdul Rozak

Oleh: bdul Rozak
Guru Besar Fakultas Pendidikan dan Sains UGJ-Cirebon

Pengangkatan pejabat atas dasar prinsip kekeluargaan dan pertemanan menunjukkan alamat buruk. Kemunikasi yang akan terjadi satu arah. Rasa takut dan khawatir lebih banyak daripada keinginan berinovasi dan berkreasi. Para penjabat tidak akan mempunyai motivasi untuk berupaya karena jabatannya sebagai pemberian.

Pengangkatan pejabat atas dasar prinsip kekeluargaan dan pertemanan menunjukkan alamat buruk. Kemunikasi yang akan terjadi satu arah. Rasa takut dan khawatir lebih banyak daripada keinginan berinovasi dan berkreasi. Para penjabat tidak akan mempunyai motivasi untuk berupaya karena jabatannya sebagai pemberian.

ANNA Sabandina baru saja mendapat tembusan surat keputusan tentang perubahan penjabat di lembaganya. Beberapa hari yang lalu dia diundang ke ruang kepala bagian atas nama direktur. Dia diajak mengobrol tentang rencana penggantian beberapa penjabat. Direktur menilai saat yang tepat untuk merombak para penjabat karena terjadi pelambatan kemajuan perusahaan. Direktur mencermati bahwa target perusahaan sulit dicapai jika kondisi kinerja tidak diubah. Anna tentu saja mengiyakan cermatan direktur. Kepala bagian meminta pendapat Anna atas rancangan pengisian beberapa bagian yang diperkirakan dapat membawa percepatan. Anna adalah salah seorang pejabat senior di perusahaan itu.
Anna bersemangat memberikan masukan kepada kepala bagian. Sejak lama, Anna berteman baik dengan kepala bagian personalia. Bersama-sama membangun perusahaan dari awal. Banyak tantangan yang telah diatasi dengan kesabaran dan keinginan memajukan perusahaan untuk kepentingan umum. Tantangan memajukan perusahaan tidak hanya datang dari luar, justru tantangan internal muncul tanpa dugaan. Anna tidak pernah menduga ada teman-temannya yang memerhatikan perilakunya. Hati Anna Insya Allah bersih. Dia hanya berfokus pada kemajuan perusahaannya. Alhamdulilah dengan kesabaran teman-teman memahami keharusan bersama-sama menjaga keutuhan untuk kemajuan perusahaan yang akan berpengaruh terhadap kesejahteraan karyawannya. Kondisi ini berjalan lama. Alhamdulillah perusahaan berkembang sangat pesat. Kami berjibaku, saling mendukung menjalankan program perusahaan. Kami mendahulukan kepentingan perusahaan yang berdampak pada kesejahteraan karyawan.
Rasa kebersamaan perusahaan akhir-akhir ini mulai pudar. Karyawan terbagi atas nama kelompok tertentu. “Ririungan” sebelumnya tidak terbagi-bagi. Anna tidak pernah menjaga jarak. Dia mengobrol dengan siapa saja dan berteman dengan siapa pun. Dia didekati kelompok tertentu dan yang lain pun mendekat. Anna sangat paham bahwa sekali menentukan kelompok pilihan kesimbangan akan hilang. Dia terus mengingatkan teman-temannya tentang keberhargaan kebersamaan bagi kepentingan perusahaan. Namun, kondisi masih terus berjalan sampai ada isu perombakan penjabat.
Anna sangat berharap perombakan penjabatitu menjadi media kemajuan bagi perusahaan. Dia yakin bahwa teman-teman juga menghendaki terjadinya perubahan yang membawa dampak positif bagi perusahaan. Kondisi yang saling bercuriga merugikan perusahaan karena aktivitas karyawan tidak lapang. Mereka was-was terjadi kebijakan yang mengarah pada kerugiannya. Kebijakan yang tiba-tiba, tidak sistematik, tidak berdasarkan kajian-kajian yang akurat sering muncul. Berkali-kali selama 1tahun sering terjadi kebijakan yang dikeluarkan direktur dengan alasan yang tidak berdasar (setelah pensiun Anna mengetahui bahwa tidak semua kebjikan berasal dari pikiran-hati direktur). Kebijakan itu berganti lagi karena tidak berdampak pada perbaikan perusahaan. Anna Sabandina sebagai salah satu penjabat tidak pernah diajak bermusyawarah. Dia hanya menerima putusan yang telah di-sk-an dan “diperintahkan” untuk melaksanakan kebijakan itu.
Bermusyawarah itu sesungguhnya mempererat kerja sama dalam penindaklanjutan terhadap kesepakatan. Masing-masing peserta musyawarah mempunyai tanggung jawab untuk memberlakukan dan menjalankan. Masukan-masukan dari peserta musyawarah akan memerkaya gagasan. Kelengkapan pikiran terjadi karena terpadu dengan pikiran-pikiran yang lain. Keterbatasan pikiran diatasi dengan masuknya pikiran lain yang sejalan. Salah satu karakter bermusyawarah adalah rasa peduli terhadap keharusan gagasan menjadi baik, lengkap, dan kekurangannya terkurangi.
Anna Sabandina telah lama bekerja sama dengan direktur sebelumnya. Anna diajak mengobrol dan musyawarah yang sering melahirkan kebijakan baik, mudah dicerna, dapat dijalankan secara bertahap yang pada akhirnya berhasil menuju sasaran yang ditetapkan. Diajak bermusyawarah atasan merupakan pengakuan, merupakan penghargaan, dan penghormatan terhadap posisinya. Sapaan atasan dapat memacu prestasi seluruh staf. Dorongan meningkatkan kinerja staf tidak cukup dengan iming-iming fisik-kebendaan, seperti bonus, remunerasi. Staf perlu juga disentuh dengan sapaan, seperti menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi, tentang kesehatan keluarganya, tentang sarapan. Sapaan itu bagi dapat memberikan semangat dan menambah hormat kepada atasannya. Sekali-kali makan bersama dengan staf. Cukup di warung sederhana. Anna Sabandina teringat pada tempat kerja terdahulu. Dia mempunyai atasan yang sering mengajak makan siang, terkadang sarapan. Pada saat makan bersama itu muncul obrolan mengenai upaya memajukan lembaga. Kami asyik mengobrol banyak hal yang mengarah kepada kemajuan lembaga. Tentu saja obrolan ringan juga menjadi bumbu. Berdasarkan obrolan di warung makan sering menjadi putusan yang membahagiakan seluruh karyawan dan terutama menjadi kemajuan lembaga.
Peralihan kondisi yang dihadapi Anna tidak menjadikannya mengeluh. Dia bekerja sesuai dengan tupoksinya. Anna Sabandina tidak pernah mempertanyakan kebijakan atasan. Dia bertanya mencerna dan menjabarkannya dalam bentuk program sesuai dengan bidang garapannya. Sesungguhnya banyak pertanyaan pada saat menerima beberapa kebijakan. Dia hanya berharap pertimbangan atasannya telah memenuhi pertimbangan matang. Anna membaca kekurangcermatan pada peretimbangan itu. Dia tidak berani mengubah kebijakan itu. Dia memertimbangkan adab dalam segala hal. Sebagai “pembantu” dia bertugas membantu program berjalan dengan baik. Dia merancang program yang dapat dikerjakan untuk mendukung ketercapaian kebijakan itu. Dia biasa mengobrol dengan stafnya untuk merumuskan tindak lanjut kebijakan atasannya. Begitu dia terus melakukan setiap saat jika mendapatkan kebijakan baru. Alhamdulillah selama ini tidak ada gejolak di divisi yang dipimpinnya.
Surat keputusan pejabat baru itu disimpan dan diamankan. Anna tidak berusaha menanyakannya kepada kepala bagian yang mengajak mengobrol sebelum surat keputusan itu dikeluarkan. Dia sadar bahwa kepala bagian tidak akan dapat menjelaskan karena posisinya sama dengan dirinya. Dia berdoa semoga perubahan pejabat itu membawa kebaikan. Anna selalu mengingat bahwa segala hal yang terjadi di telah ditetapkan Allah.”Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Surat At-Taghabun Ayat 11-13).
Kepala bagian menceritakan saat-saat akhir penentuan perubahan penjabat itu. Dia bercerita bahwa dia menguraikannya dengan argumentasiyang jernih kepada direktur. Alhamdulillah direkturmenerima usulannya. Dia merasa optimstis perusahaan akan akan bangkit. Akan tetapi, dia kaget begitu menerima surat keputusan. Semua nama penjabat berubah. Dia langsung menemui direktur. Direktur tersenyum pahit. “Dia tidak menjawab pertanyaan saya. Saya menjelajah informasi, menemukan sebab perubahan itu.. Ternyata para penjabat baru itu mempunyai hubungan kekeluargaandengan pemegang saham dan juga teman-temannya. Direktur tidak berdaya. “ Begitulah ceritanya. Sab.” .
Anna tersenyum pahit begitu mendengar cerita sahabatnya, mantan kepala bagian. Menurut Anna pengangkatan pejabat atas dasar prinsip kekeluargaan dan pertemanan menunjukkan alamat buruk. Kemunikasi yang akan terjadi satu arah. Rasa takut dan khawatir lebih banyak daripada keinginan berinovasi dan berkreasi. Para penjabat tidak akan mempunyai motivasi untuk berupaya karena jabatannya sebagai pemberian. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mengangkat seseorang (untuk suatu jabatan) karena semata-mata hubungan kekerabatan dan kedekatan sementara masih ada orang yang lebih tepat dan ahli daripadanya maka sesungguhnya dia telah melakukan pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang beriman” (H.R. al-Hakim). Sejak berlaku surat keputusan itu perusahaan terus menurun dan terus menurun sampai dengan Anna dan kepala bagian pensiun dan cerita itu disampaikan pada saat “ngopi bareng” pada saat telah pensiun. Kami juga mendengar direktur mengundurkan diri karena tidak diberikan peluang berkembang. Kami berdoa semoga Allah memberikan petunjuk kepada mereka yang mempunyai kewenangan agar melihat dengan mata hati.***

Editor: Alif Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x