Mengenal Tugu Pahlawan Majalengka, Simbol Perlawanan Rakyat Mengusir Kaum Penjajah

- 10 Januari 2023, 00:34 WIB
Tugu Perjuangan Rakyat Majalengka
Tugu Perjuangan Rakyat Majalengka /

-Abdul Gani, Emen Slamet dan Affandi Sosok Pemimpin Dibalik Perjuangan Itu

USAI Presiden Republik Indonesia Ir Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ternyata Belanda masih berambisi ingin menguasai kembali tanah air.

Termasuk di wilayah Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Pertempuran itu tak kalah herioknya sepertihalnya terjadi di Kota Surabaya pada 10 November 1945. Rakyat Majalengka dengan gagah berani berhasil memukul mundur para kompeni hingga kocar-kacir dan lari terbirit-birit.

Peristiwa bersejarah itu terjadi di tanjakan Kawungluwuk Desa Kawunghilir Kecamatan / Kabupaten Majalengka. Di kawasan itulah para pejuang dan pahlawan asal Majalengka berjuang mati-matian dalam mengusir penjajah di tanah pasundan.

Di tanjakan itu pula menjadi saksi bisu bagaimana para pejuang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan Belanda.

Baca Juga: Ribuan Calon Anggota PPS Pemilu 2024 Ikuti CAT, Inilah Syarat Lolos Wawancara dan Besaran Gaji yang Diterima

Wujud penghormatan atas perjuangan para pahlawan tersebut, dibangunlah tugu perjuangan sebagai lambang patriotisme dan nasionalisme. Di dalam tugu itu terdapat dua orang patung pejuang, yang mengepalkan senjata dan bambu runcing dengan penuh semangat.

Namun tempat bersejarah itu bagi sebagian masyarakat Majalengka terlihat hanya sekilas. Karena letaknya berada di tanjakan yang sangat curam. Dibangun di atas bukit dan dikelilingi pepohonan yang lebat. Namun jika kita sejenak berhenti di lokasi tersebut, akan nampak terlihat keberadaan Kota Majalengka yang berada di dataran rendah, dengan Masjid Agung Al-Imam sebagai tandanya.

Baca Juga: Piala AFF 2022, Akhir Pahit bagi Timnas

"Pembangunan tugu tersebut menjadi saksi sejarah bagaimana pertempuran para pejuang dan rakyat Majalengka dalam berjuang habis-habisan dalam melawan Belanda," ungkap Guru Besar Ilmu Sejarah Unpad Prof Nina Lubis dalam buku sejarah Majalengka, yang diterbitkan Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia (YMSI) terbitan tahun 2012.

Pertempuran di kawasan itu pula, sebagai perlawanan rakyat Majalengka terhadap pasukan Belanda yang ingin berambisi memperluas kekuasaannya. Karena kala itu Belanda sudah lama menaklukan Kota Majalengka dan wilayah seputarnya.

Guna memperluas jajahannya, lanjut dia, Belanda kembali melakukan operasi militer sekitar tahun 1947 ke seluruh pelosok wilayah Majalengka. Salah satunnya ke wilayah selatan Majalengka. Namun ketika melakukan ambisi tersebut, ternyata di tanjakan Kawunghilir dihadang pasukan Abdul Gani dan Affandi selaku Kepala Badan Keamanan Rakyat (BKR) Majalengka.

Baca Juga: Dua Gol Cepat Vietnam Hapus Impian Indonesia Jadi Juara Piala AFF 2022

"Akibat penghadangan itu terjadilah pertempuran berdarah-darah, yang sekarang lokasinya dibangun monumen perjuangan Pasukan Sindangkasih,"ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, sambung Nina, sebagai bentuk penghormatan atas kepemimpinan mereka mengusir penjajah, nama Abdul Gani dijadikan salah satu jalan di pusat kota Majalengka. Tepat di belakang pendopo Kantor Bupati Majalengka. Nama jalan sebelum itu bernama Sukarame.

Termasuk nama Letnan Emen Slamet pun turut andil dalam pertempuran sengit tersebut. Sehingga namanya juga diabadikan di Kota Majalengka dengan nama Jl. Emen Slamet. Ini semua untuk mengenang jasa-jasanya dalam mendepak Belanda di tanah Sindang Kasih Sugih Mukti, Majalengka Bagja Raharja.

Baca Juga: Air Sungai Meluap, Tali Baja Jembatan Gantung Putus

"Kalau Affandi sendiri dikenal gagah berani dalam melawan penjajah Belanda. Mitosnya ia kebal terhadap peluru dan senjata tajam. Tapi nama Affandi tidak populer seperti Abdul Gani dan Emen Slamet, karena mungkin namanya tidak diabadikan di salah satu jalan utama di Majalengka,"ujarnya.

Sedangkan monumen perjuangan itu dikenal dengan nama Pasukan Sindangkasih. Di dalam badan monumen tugu itu tertulis prasasti tanggal 17 November 1987. "Ada tulisan monumen perjuangan Pasukan Sindangkasih KI.IV BAT.I Brig XIII Divisi IV Siliwangi,"ucapnya.

Monumen itu pula melambangkan kepahlawanan perjuangan Pasukan Sindangkasih selama bergerilya perang kemerdekaan hingga Perang Kemerdekaan di mulai Juli 1947 hingga Desember 1949.

"Pada prasasti itu ditanda tangani atas nama warga Pasukan Sindangkasih, dengan Ketua Pembina Kolonel Inf (Purn) H.Djohari Cherman Effendi,"tutupnya.***

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x