Jelang Konfercab PCNU Ke-VXIII, Dua Poros Akan Perebutkan Kursi Ketua Tanfidiyah

15 Agustus 2022, 10:21 WIB

KABARCIREBON- Perebutan kursi ketua Tanfidiyah PCNU Kabupaten Kuningan periode 2022-2027, melalui Konferensi Cabang (Konfercab) PCNU ke-XVIII, akan berlangsung di Wisma Permata Komplek Stadion Mashu Wisnusaputra, Sabtu (20/8/2022).

Suasana menjelang Konfercab PCNU yang tinggal menghitung hari cukup menghangat, dengan munculnya dua kubu, dari poros tengah dan kelompok petahana (incumbent).

Dari kalangan petahana yang dianggap layak untuk menduduki posisi ketua terdiri dari Ketua PCNU Kabupaten Kuningan, KH Aam Aminudin, Sekretaris PCNU, KH Aan Asy’ari dan unsur pengurus  KH Maman Ridwan. Sedangkan dari kelompok poros tengah yang gigih dalam menggalang suara antara lain, H Ahmad Fauzi, KH Ayub Ahmad FA dan KH Emup Muplihudin.

Ketua Forum Pondok Pesantren (FKPP) Kabupaten Kuningan, KH Aman Syamsul Falah, Minggu (14/8/2022), mengemukakan, bermunculannya calon ketua menjelang Konfercab PCNU ke-XVIII menunjukan pengkaderan di tubuh cukup berhasil. Namun yang lebih  penting, semuanya memiliki niat yang baik untuk lebih membesarkan NU serta menyukseskan konfercab.

“Saya juga sebagai ketua SC mengimbau kepada para ulama dan kiai, seluruh pengurus PCNU dan MWC serta badan otonomi (Banom)  memiliki niat yang tulus untuk menyukseskan Konfercab ke-XVIII PCNU Kabupaten Kuningan. Semoga dengan semangat hijrah ini, kita semua semakin berkah,” katanya.

Ia pun mengapresiasi seluruh kandidat, karena itu semua merupakan dinamika politik yang sangat dinamis. Menurut dia,  dengan adanya kelompok poros tengah, petahana dan lain-lain, itu sah-sah saja. Hal tersebut merupakan bagian dari demokrasi dari tubuh NU itu sendiri dan siapapun bisa menjadi calon.

”Al-alam mutaghoyyirun wa kullu mutaghoyyirun haditsun.Alam semesta itu selalu berubah,  setiap yang berubah adalah baru,” ucapnya.

Sebelumnya, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Falah Desa Cilowa ini sempat menyampaikan, NU ke depan harus mampu mengubah peta politik Kabupaten Kuningan kearah yang lebih baik serta dapat memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat.

Menurutnya, NU itu bukan lembaga politis, melainkan  lembaga taktis yang senantiasa mengacu pada khitoh 26, kembali untuk membangun umat, mengembangkan lembaga pendidikan yang berlandaskan ahlussunna wal jamaah (Aswaja). Termasuk yang harus tetap istiqomah dalam rangka takdziman wa takriman terhadap para ulama.

“Kepengurusan NU ke depan harus lebih transparan, mampu membesarkan organisasi dan jangan lupa memiliki semangat untuk memajukan lembaga pendidikan pondok pesantren di Kabupaten Kuningan,” tuturnya.(Emsul)

Editor: Dandie Kabar Cirebon

Terkini

Terpopuler