DPRD Kabupaten Cirebon Banyak Terima Keluhan Jalan Rusak hingga Masalah Sampah

3 Mei 2023, 14:45 WIB
Anggota DPRD Kabupaten Cirebon Dapil III, Hj Hanifah. /IST /

KABARCIREBON - Warga di Daerah Pemilihan (Dapil) III Cirebon mengharapkan persoalan di daerahnya bisa tuntas. Seperti banjir, jalan rusak hingga persoalan sampah yang berserakan hingga kini belum tertuntaskan. Khususnya di Desa Bayalangu, dan Arjawinangun. 

Aspirasi itu disampaikan kepada anggota DPRD Kabupaten Cirebon dari Dapil III, Hj Hanifah saat menggelar reses dulu. 

"Masyarakat meminta jalan rusak bisa segera diperbaiki. Banjir dan sampah bisa dituntaskan," katanya.

Baca Juga: Ngeri, Isi Surat Pelaku Penembakan Kantor MUI, Isinya Ancaman Dibuat Tahun 2022

Persoalan jalan rusak ini, menurutnya, sebenarnya bukan hanya di dapilnya saja, tapi ampir rata, di setiap dapil ada.

"Sebenarnya kalau jalan rusak kan hampir rata. Jlegongan kabeh. Harusnya jadi perhatian," katanya. 

Pun juga terkait sampah. Memang untuk persoalan ini, menurutnya, tidak bisa sepenuhnya menyerahkan kepada pemerintah daerah. Tapi harus ada kesadaran dari masyarakatnya juga, jangan membiasakan membuang sampah sembarangan. 

Baca Juga: DPRD Kabupaten Cirebon Buka Masa Sidang Ketiga

"Karena walaupun sudah diambil, diangkut, dikeruk, sampahnya numpuk lagi. Itu karena kesadaran masyarakatnya dalam membuang sampah secara baik belum terarah. Mereka masih belum bisa mengubah gaya hidupnya," kata Hanifah. 

Tak hanya itu, persoalan banjir pun menjadi keluhan yang disampaikan kepadanya. Beberapa titik masih mengalami banjir. 

"Khususnya di Bayalangu, banjir di sana banjirnya bukan satu dua jam. Jadi masyarakat selalu khawatir kalau sudah turun hujan. Bisa sampai stres mereka," katanya. 

Baca Juga: DPRD Kabupaten Cirebon Buka Masa Sidang Ketiga

Hal ini, menurutnya, wajar saja karena sungai-sungainya sudah mengalami sedimentasi yang cukup tebal. Harus dilakukan perbaikan. 

"Ada sungai Sirganala. Ini menjadi kewenangan BBWS. Harusnya bisa dikeruk secara tuntas. Di sana memang sudah dilakukan pengerukan. Informasinya sampai menghabiskan anggaran Rp600 juta untuk pengerukannya," ungkapnya.

Tapi karena belum tuntas, lanjutnya, banjir pun masih kerap dirasakan warga. Selain itu, ketika ia menggelar reses di Arjawinangun, politisi PKB itu mendapat keluhan terkait kurang maksimalnya pelayanan PDAM. Air PDAM tidak lancar. Seringnya mampet, warga pun dibuat kesal karenanya. 

Baca Juga: Balita Perempuan yang Diduga Ditinggal di Jalanan Kota Cirebon, Kini Sudah Kembali Kepangkuan Ibunya

"Kalau di Arjawinangun mereka kekurangan air. Air dari PAM-nya tidak ngocor. Saya jadi punya keinginan untuk mengagendakan kunjungan ke sana," ungkapnya.

Karena selama ini hanya pihak tertentu saja yang mendapatkan pelayanan optimal. Masyarakat umum kesulitan.

"Ya hanya yang beruntung saja, yang airnya lancar. Harusnya pelayanan bisa maksimal. Minimalnya bisa untuk cebok. Ini sih kurang pisan," kata Hanifah.(Ismail)

Editor: Fanny Crisna Matahari

Tags

Terkini

Terpopuler