ULAS Dampak Pariwisata, Mulai Keraton Kanoman - Makam Sunan Gunung Jati Terhadap Sosial Budaya & Perekonomian

21 Oktober 2023, 17:06 WIB
Tim Observasi Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati, Ekonomi Syariah Cirebon saat mengunjungi Keraton Kanoman /Foto/(Tim Observasi Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati/

KABARCIREBON - Selama pandemi Covid-19 hampir sebagian besar sektor di wilayah Cirebon terpuruk, termasuk pada sektor Pariwisata sebagai bagian penopang perekonomian wilayah ini.

Selama masa pandemi sektor pariwisata mengalami penurunan tingkat kunjungan wisata ke wilayah Cirebon hampir 90%.

KERATON Kanoman

Kondisi ini, dirasakan seluruh sektor penunjang lainnya, baik perhotelan, tour & travel, serta masyarakat yang selama ini lebih banyak menggantungkan kehidupannya dari sektor pariwisata.

Baca Juga: Ahok Kritik Pedas Soal Gibran Rakabuming Menjadi Cawapres Prabowo: Ngurus Negara Harus Punya Pengalaman Besar

Akan tetapi, dengan mulai meredanya masa pandemi sebagian besar sektor itu pun kembali menggeliat. Di mana untuk tingkat kunjungan pariwisata dari luar ke wilayah Cirebon mengalami kenaikan.

Berdasar data Dinas Pariwisata setempat, tingkat kunjungan hingga posisi semester pertama tahun 2023, naik hingga 50 % dari posisi semester yang sama di tahun 2022.

Kabar Cirebon ingin mengangkat sektor pariwisata terhadap sosial budaya, perekonomian dan lingkungan yang telah dilaksanakan Tim Observasi Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon:

Baca Juga: Pansus DPRD Kota Cirebon Mulai Bahas Draf Raperda tentang Perumda Air Minum Tirta Giri Nata

1. Keraton Kanoman

Dampak Pariwisata Keraton Kanoman Cirebon terhadap sosial dan budaya. Keraton ini lebih menciptakan budaya, dan tidak untuk merekrut budaya,

Di Keraton Kanoman Cirebon beragam seni yang merangkainya itu adalah bersumber dari kerajaan. Seperti halnya, gamelan, tari topeng, tari kuda lumping lais, sesajen dan lainnya.

Baca Juga: Jelang Lawan Borneo FC, Empat Pemain Timnas Nanti Malam Siap Memperkuat Barisan Persib Bandung

Anak muda sekarang kurang respect terhadap wayang, karena mereka tidak paham dengan berganti trend, terlebih dengan telah munculnya konser baru, sehingga pertunjukan wayang sudah mulai jarang diminati.

Dampak positif terhadap sosial dan budaya diantaranya masyarakat dapat menyaksikan upacara dan tradisi.

Masyarakat bisa mencari oksigen yang sangat padat ini di Keraton Kanoman yang masih mempertahankan pepohonan besar. Karenanya, sebagian besar masyarakat banyak yang berlindung di keraton untuk menghirup udara segar.

Baca Juga: BMKG Mengeluarkan Peringatan Dini: Potensi Hujan Disertai dengan Sambaran Petir dan Angin Kencang di Jabar

Kemudian dampak perekonomian terhadap keraton diantaranya:

-Pasar Kanoman

Di Keraton Kanoman sendiri terdapat pasar yang namanya Pasar Kanoman. Nilai-nilai ekonomi di sana pun tampaknya sudah begitu dipertimbangkan, diantaranya dengan memberikan kehidupan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Baca Juga: Dirjen Vokasi Kemendikbud Ristek Apresiasi SMKN 1 Cirebon Sebagai SMK PK

Dahulu, Keraton Kanoman sebagai pusat pemerintahan dimana untuk membeli kebutuhan upacara sangat jauh, tetapi dengan keberadaan pasar membantu unutk membeli kebutuhan berbagai kebutuhan bahan pokok yang sangat dekat, juga turut membantu kehidupan ekonomi masyarakat sekitar.

-Produk Seni

Salah satunya dari sisi perekonomianya, mamu menciptakan berbagai produk kesenian daerah. Selain bagi para pelaku seninya itu juga selalu menghadirkan event-event di suatu tempat.

Baca Juga: Langkah Polisi Indramayu Perlu Ditiru, Berikan Sembako dan Pengobatan Gratis kepada Belasan Penjaga Musala

Untuk wisata ke Keraton Kanoman ini pemandunya dari warga sekitar, terkadang pemandu juga mendapat fee dari para pengunjung.

Begitu pun para wisatawan, pada saat berkunjung ke kerton ini sering membeli buah tangan dari Pasar Kanoman sendiri, dan ini tentunya akan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Lingkungan yang berada di Keraton Kanoman bisa disebut paru-parunya Kota Cirebon, karena masih mempertahankan pohon besar.

Baca Juga: Hindari Bullying Sesama Teman Pelajar, Polisi Indramayu Ini Datangi Sekolah

Kedisiplinan untuk membuang sampah pada tempatnya itu juga cukup tinggi.

Banyak dari pengunjung ke Keraton Kanoman, untuk memasuki tempat atau pendopo alas kaki harus dilepas, untuk memasuki kawasan pendopo ini juga harus ada yang memandu, harus memiliki etika yang baik dan tidak boleh berlama-lama di tempat tersebut karena bergantian dengan wisatawan yang lainnya.

Fasilitas pun sudah sangat lengkap, tempat parkir yang cukup luas, terdapat banyak kamar mandi, tempat ibadah seperti masjid, gereja, klenteng sudah sangat mendukung.

Baca Juga: Kemarau panjang? Ini Dia Tata Cara Lengkap Salat Istisqha Beserta Doanya!

2. Makam Sunan Gunung Jati

Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon tidak hanya menjadi situs ibadah dan tempat ziarah, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam terhadap aspek sosial dan budaya bagi masyarakat sekitar.

Tradisi Syawalan yang masih dijalankan dengan penuh kehormatan oleh pemerintah, keraton, dan masyarakat setempat menjadi inti dari warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Baca Juga: Sampah Botol Plastik Terkumpul dari Masyarakat di Desa Mundupesisir Kabupaten Cirebon Ini, Bisa Dijadikan Uang

Salah satu aspek unik dari tradisi ini adalah tradisi mandi di tujuh sumur di kompleks Makam Sunan Gunung Jati.

Tujuh sumur tersebut bukan hanya sekadar tempat mandi, melainkan juga simbolisasi dari sifat dasar yang diyakini harus dijaga sepanjang hidup.

Sumur Kanoman yang melambangkan kehidupan muda, Sumur Kasepuhan yang mencerminkan kedewasaan, Sumur Jati yang menggambarkan keadaan yang hakiki dan sempurna, hingga Sumur Jalatunda yang mewakili keberanian dan keteguhan.

Baca Juga: Ratusan Warga Desa Mundupesisir Kab.Cirebon Akan Terima Sertifikat, BPN Baru Bagikan PTSL kepada Puluhan Warga

Dampak perekonomian di kawasan makam Sunan Gunung Jati bagi masyarakat berdampak secara signifikan dan merasa sangkat terbantu oleh ramainya peziarah, masyarakat, semakin ramai peziarah maka dapat dipastikan semakin meningkatnya angka pendapatan.

Ada beberapa usaha baik dibidang perdagangan maupun jasa yang ditawarkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan para peziarah, baik untuk keperluan makan dan minum, sarana berziarah seperti kembang, dupa dan kemenyan, juga ada jasa parkir bagi para peziarah.

Terdapat banyak kios permanen dan juga semi permanen di sekitar kawasan makam yang dimiliki oleh warga sekitar, mereka terdiri dari warung makan, warung makanan ringan, warung makanan dan cemilan khas Cirebon serta tak sedikit yang menjual baju batik serta kaos yang bertema Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Tiga Pejabat Wanita pun Membidik 4 Jabatan Eselon II yang Dilelang Pemda Kuningan

Langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi dampak negatif adalah memberikan edukasi terkait peduli lingkungan yang harus terus dilakukan karena edukasi lingkungan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pelestarian lingkungan harus mendapat dukungan dari semua pihak pengelola dan warga sekitar makam Sunan Gunung Jati.

Pemanfaatan lokasi makam Sunan Gunung Jati adalah membuka lahan parkir sepeda motor, jenis usaha parkir sepeda motor di sekitar makam sunan gunung jati itu ada 4 semuanya adalah milik warga Kelurahan Gunung Jati 4 lokasi parkir tersebut para pemilik tempat parkir tidak menjalankan usahanya sendiri tapi membaginya dengan orang lain yang bekerja sebagai tukang parkir.

3. Keraton Kasepuhan Cirebon

Baca Juga: Siapa yang Akan Menjadi Kuwu di Pilkades Kabupaten Cirebon? Ini 100 Daftar Nama Desa dan Nomor Urut Kuwunya

Dengan adanya wisata Keraton Kesepuhan ini memberikan dampak sosial dan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

Menurut Agus, salah satu pengelola Keraton Kesepuluhan memaparkan, bagi pihak pengelola, didapati pengaruh yang signifikan dengan adanya pariwisata ini terhadap sosial budaya.

Keraton Kesepuhan merupakan situs peninggalan nenek moyang yang memiliki nilai budaya yang luhur. Sebagai pengelola tentu harus menjadi penggerak utama agar terus melestarikan nilai-nilai budaya yang ada.

Baca Juga: BESOK Ketum PSI Kaesang Pangarep Berkunjung ke Cirebon, Ini Agenda Putra Bungsu Jokowi

Menjaga situs peninggalan dengan membuat aturan tegas bagi para pengunjung. Perubahan kondisi sosial yang dialami oleh kerabat keraton sangat berpengaruh terhadap upaya pelestarian tradisi budaya keraton.

Memang masih ada beberapa kerabat yang peduli akan kekayaan budaya lokal yang dimiliki oleh keraton tetapi sayangnya, sedikit generasi muda kerabat keraton yang terlibat didalamnya.

Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap berkembangnya pariwisata di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu Layanan, PLN UP3 Cirebon Lakukan Layanan Same Day Service bagi Para Pelanggannya

Pentingnya pelestarian lingkungan untuk mendukung suatu wisata untuk menjadi wisata tujuan atau objek wisata tidak terbantahkan lagi.

Meskipun bukan faktor utama dan satu-satunya yang menarik. Lingkungan Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan salah satu kawasan yang menjadi kawasan lindung sekaligus masuk ke dalam kategori kawasan strategis sosial budaya.

Wisata Kasepuhan Cirebon ini memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Menurut Agus, sebagai pengelola Keraton Kasepuhan sekaligus Tour Guide Kita, ia memaparkan, dengan adanya objek wisata ini dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Baca Juga: Musim Penghujan Segera Tiba, PLN UP3 Cirebon Imbau Masyarakat Proaktif Laporkan Potensi Bahaya

Pada bagian depan gerbang keraton terdapat bentangan luas lapangan alun-alun Sangkala Buana yang dimanfaatkan warga sekitar sebagai tempat kegiatan ekonomi dan sudah terpenuhi para pedagang dari mulai pedagang makanan ringan sampai peagang seni kerajinan.

Dalam perjalananya membangun perekonomian masyarakat, selain itu upaya membangun ekonomi masyarakat yang dapat dilihat dengan adanya koperasi baik di dalam keraton maupun yang di luar, koperasi yang ada di dalam keraton meliputi batik khas Cirebon, blangkon, dan baju-baju.

Dengan adanya museum pada keraton kasepuhan yang didalamnya ada peninggalan-peninggalan sejarah. Secara otomatis dengan adanya peninggalan-peninggalan sejarah itu bisa menghidupi ekonomi masyarakatnya.

Baca Juga: Lebih Hemat Mana Motor Listrik dan Motor Bahan Bakar Minyak, Simak di Sini Estimasinya!

Dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Keraton Kasepuhan, maka masyarakat sekitar memiliki peluang untuk membuka usaha di bidang perdagangan seperti berjualan oleh-oleh khas kasepuhan cirebon, pakaian, cindramata yang unik, kuliner khas cirebon dan masih banyak UMKM lainnya.(Tim Observasi Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati, Ekonomi Syariah Cirebon).***

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler