Kiai Imam Jazuli Sebut Arahan PBNU Pilih Capres Tertentu Tidak Berpengaruh

25 Januari 2024, 13:30 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bina Insan Mulia, sekaligus Penasihat Nasional Tim AMIN, KH Imam Jazuli. /IST /

KABARCIREBON - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Bina Insan Mulia, sekaligus Penasihat Nasional Tim AMIN, KH Imam Jazuli mengingatkan para kader PKB agar jangan terpengaruh atas arahan PBNU untuk memilih salah satu paslon Capres-Cawapres tertentu.

Ia juga menilai, arahan PBNU untuk memilih Paslon Capres-Cawapres nomor urut 02 pun, tidak akan berpengaruh. Terutama bagi warga NU kultural. 

Hal itu Kiai Imam Jazuli sampaikan di hadapan ratusan relawan pemenangan AMIN, legislator, pengurus partai, caleg, para kiai, para pengasuh pesantren, dan tokoh masyarakat untuk wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan saat menggalang konsolidasi di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon, belum lama ini.  

Baca Juga: Sejumlah Band Ternama Bakal Ramaikan Kampanye Ganjar-Mahfud di Stadion Bima Utama Kota Cirebon, Emang Boleh?

“Kita sudah tahu bahwa kekuatan NU itu berada di level masyarakat kulturalnya dalam hal sikap politik. Mereka sangat ideologis. Sementara untuk NU struktural, kebanyakan hanya berpikir pragmatis dan sesaat. Tidak usah khawatir karena pengaruh NU struktural pada penentuan kepemimpinan nasional selama ini hanya kosong-kosong koma, alias tidak ngaruh,” kata Kiai Imam Jazuli.

Kepada para kader PKB, Kiai Imam Jazuli juga berpesan, agar tidak terpengaruh oleh siasat NU struktural (PBNU) yang melakukan berbagai cara untuk menjauhkan warga NU dari PKB dengan kedok netralitas, namun di baliknya justru ada pengarahan ke pasangan tertentu.

Ia juga menjelaskan fakta. Pada 2004, pasangan Mega-Hasyim bertarung berhadapan dengan SBY-JK. 

Baca Juga: Miliki Nyali Besar, Ini Alasan PDIP Pilih Prof Mahfud MD Jadi Cawapres Ganjar Pranowo

“Kurang apanya itu? PDIP partai besar, sedangkan PBNU mengklaim umatnya 100 juta dengan Pak Hasyim sebagai pimpinannya. Semua perangkat NU struktural sudah dikerahkan untuk pemenangan, tapi apa hasilnya? Mega-Hasyim kalah," katanya.

Bahkan dalam perhelatan itu, perolehannya hanya 26.61%, yang setara dengan 31.569.104 suara, padahal PDIP adalah partai besar yang perolehan suaranya di tahun 1999 sebesar 33.75% (35,62 juta suara). Artinya, kata Kiai Imam Jazuli, tetap tidak berpengaruh.

“Saya berkomunikasi dengan sejumlah lembaga survei nasional terkait pengaruh arahan PBNU pada Paslon 02. Ternyata tidak ada angka yang membedakan antara sebelum dan sesudah ada arahan itu," ungkapnya.

Baca Juga: Prof Mahfud MD, Banyak yang Tidak Tahu Apa Arti MD, Ternyata Ini Maknanya

Bukti lainnya, kata dia, adalah PKB. Meksipun PBNU di bawah Gus Yahya ini melakukan berbagai cara untuk menjauhkan warga NU kultural dari PKB dengan alasan politik kebangsaan, netralitas, dan macam-macam alasannya, tapi kenyataannya PKB justru semakin besar.

Ia juga menjelaskan, banyak Pilkada yang didukung PCNU tapi tidak berpengaruh ke hasil. Ada jarak antara NU struktural (pengurus PBNU) dan NU kultural.

“Jadi, enggak ngaruh, paling hanya nol, nol, koma,” ujar Kiai Imam Jazuli.

Baca Juga: Usai Dilantik, 125 Anggota KPPS Pemilu dari Desa Karangmekar Kab.Cirebon Ini Langsung Lakukan Penanaman Pohon

Selanjutnya, kepada seluruh relawan dari partai pengusung AMIN (PKB, Nasdem, PKS, dan Ummat), ia menekankan pentingnya kerja keras dan kerja cerdas dalam kampanye. Ia juga meminta agar abaikan grup WA, abaikan medsos karena sudah ada yang mengurus. 

"Sekarang ini, tugas utama relawan adalah turun langsung ke hati masyarakat di wilayahnya masing-masing," lanjutnya.

Kekuatan AMIN yang paling utama, kata dia, adalah dukungan masyarakat.

Baca Juga: Ini Dia Rumah Tahan Gempa, Hasil Tangan ITS dan PLN NP dari Olahan Bahan FABA

“Datangi masyarakat yang belum mengelompok. Datangi masjid, warung kopi, tempat nongkrong, majlis taklim, dan berbagai perkumpulan,” kata Kiai Imam Jazuli.

Kiai lulusan Al-Azhar Kairo ini memberikan rahasia kemenangan Partai FIS (Front Islamic du Salut) di Al-Jazair era 90-an, yang menang melawan partai penguasa yang sudah 40 tahun memimpin. FIS hanya boleh ikut pemilu tapi tidak boleh berkampanye terbuka. 

Dengan mengusung isu perubahan Al-Jazair, kata dia, melalui cara turun langsung ke masyarakat dengan bergerilya ke kantong-kantong publik, FIS memenangi pertarungan. FIS bahkan mampu menguasai 81% kursi parlemen.

Baca Juga: Hero: Sosialisasi 4 Pilar Harus Diterapkan Agar Bangsa Kita Sejajar dengan Negara Lain

Oleh karena itu, kata dia, langkah terpenting bagi relawan adalah memahami agenda perubahan yang akan diperjuangan AMIN ketika sudah menang dengan narasi yang langsung menyentuh keadaan masyarakat. 

"Kepada petani, tanyakan apakah akan terus menjadi petani yang dimiskinkan oleh sistem? Kepada pencari kerja, tanyakan apakah rela investasi hanya dinikmati oleh tenaga kerja asing? Dan seterusnya, dan seterusnya,” ujar Kiai Imam Jazuli.

Kepada para relawan, ia juga menyampaikan optimismenya. Ia melihat para relawan adalah orang yang berpengaruh di lingkungannya dan orang terdidik. Karena, lanjut dia, sebagian besar yang hadir adalah para pensiunan guru, polisi, TNI, birokrat, dan para aktivis pendidikan. 

Baca Juga: Ratusan Rumah Rusak, Angin Puting Beliung Terjang Tiga Desa di Kecamatan Tukdana Indramayu

"Saya yakin anda semua mampu dan punya pengaruh suara yang signifikan asal bekerja dengan keras dan cerdas,” katanya.(Ismail)

Editor: Fanny Crisna Matahari

Tags

Terkini

Terpopuler