KABARCIREBON- Menjelang Hari Raya Iduladha, perajin tusuk sate tradisional di Blok Pancurendang Tonggoh, Kelurahan Babakanjawa banjir pesanan. Bahkan tiga minggu sebelum hari H, para perajin harus mampu membuat 50 ikat tusuk sate.
Di Pancurendang Tonggoh hampir satu kampung menjadi perajin tusuk sate. Untuk pemasarannya dikirim ke sejumlah pasar tradisional seperti Cigasong, Kadipaten, Ciborelang, Maja, Talaga, Jatitujuh dan sejumlah pasar tradisional lainnya. Kemudian saat menjelang Iduladha atau Idulfitri, pesanan biasanya meningkat hingga hampir 100 persen.
Seorang perajin tusuk sate, Tiah mengaku setiap hari harus mampu memenuhi pesanan pelanggannya, minimal dengan membuat 40 hingga 50 ikat tusuk sate, yang harga jual per ikatnya Rp 5.000.
“Kalau ikatan dikira-kira saja, tidak dihitung jumlahnya, karena bakal lama. Jadi pasti jumlahnya tidak sama,” katanya.