Beberapa menit kemudian mereka mengambil makanan merah putih yang mereka buat dari rumah untuk diikutsertakan pada festival makanan merah putih. Di antara ibu-ibu ada yang membuat puding, kelepon, uler, kue moho, getuk, lapis, putri noong, kue serabi merah putih, tumpeng, hingga nasi berbentuk dadu yang kesemuanya tetap melambangkan warga merah putih. Penyajian makanan itupun dibuat menarik sesuai imajinasi masing-masing.
Tokoh masyarakat Desa Putridalem, Yahya Sunarya, karnaval warga dan lomba makanan merah putih diselenggarakan untuk memeriahkan peringatan HUT RI. Selain itu membangun kreativitas ibu-ibu dalam mengolah makanan yang bahan bakunya berasal dari desa sendiri.
“Membangun rasa nasionalisme dengan cara kami, membangun kreatifitas ibu-ibu dengan cara kami. Tentunya ini juga untuk menghibur masyarakat. Dengan begini masyarakat Putridalem, dan masyarakat luar yang datang juga turut terhibur,” katanya.
Menurut ketua Komunitas Bambu Merdeka ini, untuk memeriahkan HUT RI apapun dibuat sekaligus sebagai hiburan warga.
Tuti salah seorang warga membuat anil berbahan tepung tapioka dengan warna merah, disampingnya tersaji parut kelapa berwarna putih. Sedangkan Suryati membuat nasi tumpeng berwarna merah dan bagian bawahnya tetap nasi putih, di bagian puncak tumpeng dipasang bendera Merah Putih ukuran kecil.