Petani Argalingga Kembangkan Budidaya Bawang Bombay

- 17 November 2022, 05:39 WIB
Petani Argalingga Majalengka kembangkan bawang bombay.*
Petani Argalingga Majalengka kembangkan bawang bombay.*

KABARCIREBON - Petani Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka mulai mengembangkan budidaya bawang bombay.

Dari uji coba yang dilakukan selama dua tahun hasilnya cukup menggembirakan, walaupun umbinya belum sebesar bawang bombay impor.

Dedi Ruhyana dan Asep Sayarif dua petani asal Argalinga yang mengembangkan tanaman bawang bombay. Hasil uji coba yang sudah dua kali tanam dari luas lahan 700 m2 diperoleh sebesar 1,5 ton dengan harga jual Rp 7.000 per kg hingga Rp 10.000 per kg.

Disampaikan mereka, dengan nilai jual sebesar itu masih bisa menguntungkan petani. Terlebih, sementara ini bibit bawang bombay dibantu oleh Kemetrian Pertanian langsung kepada para petani di Argalingga.

“Kami mendapat bantuan dari Dirjen Holtikultura Kementrian Pertanian, untuk melalukan uji coba tanaman bawang bombay. Karena pasar di wilayah Majalengka cukup tinggi dan selama ini suplai bawang bombay ke pasar tradisional masih mengandalkan impor dari luar negeri. Di Tahun 2020, kami mengajukan profosal dan akhirnya dapat bantuan bibit,” ungkap Dedi.

Menurutnya, mengawali tanam perdana luas tanaman tidak terlalu luas, hanya sekitar 2.000 m2 untuk beberapa petani. Hasilnya lumayan dan tanam berikutnya areal diperluas, untuk seorang petani seperti dirinya menanam hingga kurang lebih 700 m2 dengan hasil sekitar 1,5 tonan.

Bawang tersebut dijual ke pasar tradisional dengan harga Rp 10.000 per kg. Harga sebesar itu dianggap lumayan mendapatkan laba, terlebih jika pengelolaan dilakukan sendiri tanpa melibatkan pihak lain atau buruh tani.

“Panen terakhir dari setiap ubin 2,5 m2 diperoleh sekitar 18 kg,” ungkap Dedi.

Pasar bawang bobay menurutnya kini masih pasar tradisional di Kabupaten Majalengka belum disuplai ke luar kota. Karena pasar tradisional di Majalengka masih nampak kekurangan. Dengan harga jual Rp 10.000 per kg tersebut menurut Dedi petani masih mendapatkan keuntungan lumayan besar.

Sementara itu untuk pemeliharaan tanaman bawang bombay menurut Asep Syarif dan Dedi sama seperti halnya memelihara bawang merah.

Butuh tanah yang tidak terlalu bawah dan tanaman harus mendapatkan sinar matahari secara langsung, jika tanaman dibawah pohon yang tidak terkena sinar matahari maka umbi akan kecil dan daun mudah membusuk.

Di wilayah Argalingga menurut mereka tanamab bawang bombay dinilai bagus, karena sejumlah wilayah di Argapura ini terbiasa menanam bawang merah jenis bali karet.

“Sifat tanah di wilayah kami ini metan porous, jadi air tidak mengendap terlalu lama, jika mengendap terlalu lama maka akan jelek untuk tanaman seperti bawang karena akan mudah membusuk,” ungkap Asep.

Bawang bombay ini bisa ditanam pula di poliybag dengan kondisi endapan air yang tidak terlalu lama dan tetap harus mendapatlan sinar matahari secara langsung.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perkebunan Iman Firmansyah mengungkapkan, pihaknya akan terus mengembangkan sejumlah komoditas pertanian untuk memenuhi kebutuhan pasar di Majalengka.

Selain itu untuk menunjang ketahanan pangan serta menakan angka inflasi karena sektor pertanian dinilai paling bertahan dibanding sektor lainnya.

“Kami sekarang terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan petani, makanya berbagai komoditas diujicoba untuk dibudidayakan dan ternyata hasilnya cukup memuaskan. Tanaman bawang bombay selama ini tidak pernah ditanam di Majalengka namun ternyata hasilnya bagus dan pasarnya juga bagus,” ungkap Iman.

Bahkan menurutnya, permintaan pasar untuk bawang bombay kini tidak terpenuhi, salah seorang importir bawang bombay meminta suplai bawang hingga 8 ton per bulan.

Petani di majalengka kini belum bisa memenuhi permintaan tersebut makanya sekarang disarankan untuk terus menanam terutama yang karakter tanahnya baik untuk bawang bombay.(Tati/KC)*

Editor: Alif Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x